Ahok: Jika Setiap Warga Rela Mematikan Ego SARA-nya, RI Akan Jaya

Mantan
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atau BTP mendapatkan penghargaan
Roosseno Award IX karena dinilai memiliki etos kerja dan integritas yang
tinggi.
Roosseno
Award adalah penghargaan yang diberikan sejak 2011 lalu bagi tokoh dan peneliti
Indonesia yang dianggap menginspirasi, baik melalui karya, kegiatan, maupun
semangatnya. Penghargaan itu tak hanya diberikan kepada tokoh politik saja,
tetapi bisa juga kepada tokoh di bidng Iptek, budaya, dan sosial.
Terkait
penghargaan itu, Ahok berbagi pesan di akun instgramnya. kumparan sudah
mengonfirmasi ke Tim Ahok dan diperkenankan mengutip.
Ahok
menyebut, apapun beban dan cobaan yang diberikan kepadanya, ia akan tetap teguh
menjalankan tugasnya asal untuk kepentingan nasional.
"Ketika
saya dihina, difitnah, dipermalukan, dan diperlakukan tidak adil sekali pun,
asal untuk kepentingan nasional, saya akan tetap tegak berdiri
menjalaninya," tutur Ahok, Senin (22/7).
Ahok
pun mengenang jalan hidupnya yang naik-turun dengan cepat saat masih menjabat.
Bagaimana tidak, setelah mencicipi kursi gubernur sebentar untuk menggantikan
Jokowi yang terpilih menjadi presiden, Ahok justru kalah di Pileg DKI 2017 dan
dijebloskan ke penjara.
"Saya
anggap ini sebagai bagian dari penguasaan diri. Seperti yang saya alami
kemarin, di mana saya adalah seorang gubernur dan dalam waktu sekejap hidup
saya berubah. Kalah di pilkada, divonis bersalah, langsung masuk tahanan,"
ucapnya.
Ahok
mengakui, saat itu ia memang merasa kecewa, marah, diperlakukan tidak adil, dan
merasa dikorbankan Namun, di balik jeruji, Ahok mengaku tetap berusaha
menyikapinya dengan terus bersyukur.
"Saya
mulai bisa menguasai diri saya, membangkitkan kembali semangat saya. Saya
pikir, ditahan untuk bisa melatih diri dan semakin mengenal Tuhan, agar nanti
setelah keluar menjadi model, bagaimana menjadi manusia yang penuh kasih,
damai, sabar," imbuhnya.
Ia
juga menyebut, mewujudkan keadilan sosial adalah prinsip terpenting dalam
bernegara. Ahok mencontohkan, saat menjadi gubernur, ia menjalankan program
pemberian KJP, KJS dan KJMU agar setiap anak memiliki kesempatan mengenyam
pendidikan dan memperbaiki kondisi ekonomi agar lebih sejahtera.
"Yang
lain adalah bekerja tanpa korupsi. Saat ini kita tidak diminta untuk berkorban
nyawa seperti masa penjajahan dulu, cukup dengan tidak korupsi," tegas
Ahok.
Selain
itu, salah satu poin terpenting lainnya yang ia pelajari adalah soal memaafkan
masa lalu. Menurut Ahok, harus ada rekonsiliasi nasional untuk memaafkan semua
kekhilafan dan ketidaksengajaan yang terjadi selama ini.
"Tidak
kalah penting adalah memaafkan kesalahan masa lalu, harus ada rekonsiliasi
nasional bagi seluruh kekhilafan atau kesengajaan terjadinya kejahatan
kemanusiaan demi kekuasaan. Ini harus dilakukan supaya kita tidak terjebak
dalam polemik saling menyalahkan soal masa lalu," tutur Ahok.
"Jika
setiap warga negara rela 'mematikan' egonya, kepentingan SARA-nya, maka saat
itulah Indonesia akan menuju kejayaan," pungkasnya. [kumparan.com]
0 Response to "Ahok: Jika Setiap Warga Rela Mematikan Ego SARA-nya, RI Akan Jaya"
Post a Comment