Andi Arief: Klaim Menang Pemilu Biang Keladi Kegaduhan

Jakarta,
-- Politikus Partai Demokrat Andi Arief menyatakan bahwa klaim kemenangan
sepihak dan ketidakpercayaan terhadap penyelenggara Pemilu 2019 menjadi biang
keladi kegaduhan. Menurut dia, realita yang terjadi saat ini sangat
menyedihkan.
"Setiap
hari kepada masyarakat dipertontonkan silang pendapat yang keras, saling klaim
siapa pemenang pilpres tahun ini. Ejek mengejek, sumpah serapah, kebencian dan
sikap permusuhan seolah menjadi new normal (dianggap biasa) di negeri
kita," ujar Andi, Jumat (10/5).
Andi
melanjutkan, klaim sepihak terlihat pada saat kedua pasangan calon presiden
saling menyatakan diri sebagai pemenang. Kubu Jokowi secara tak langsung
mengklaim menang berdasarkan quick count sementara Prabowo mendeklarasikan
kemenangannya dengan perolehan suara 62 persen berdasarkan lembaga survei
internalnya.
Menurut
dia, hal tersebut turut membawa pengaruh yang signifikan kepada massa pendukung
masing-masing dalam membenarkan dan membela pernyataan kedua capres tersebut.
Lebih
lanjut, desakan kubu Prabowo kepada KPU untuk mendiskualifikasi lawan
politiknya membuat situasi menjadi sangat panas. Rencana aksi turun ke jalan 22
Mei 2019, kata Andi, merupakan sesuatu yang mengerikan.
"Bayangkan
kalau jutaan orang itu nanti benar-benar nekat, melakukan perlawanan fisik dan
akhirnya menjadi korban karena mempertahankan keyakinan yang salah, siapa yang
bertanggung jawab? Tentu Prabowo," kata dia.
Andi
menyarankan agar proses demokrasi ini berjalan sesuai mekanisme hukum.
Ketidakterimaan terhadap hasil pemilu, tuturnya, dapat diselesaikan melalui
sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Jika
menyangkut proses, Bawaslu-lah yang akan menyelesaikan. Sedangkan jika
menyangkut hasil, MK-lah yang berwenang memutusnya," kata dia.
Andi
turut memberikan solusi atas situasi yang tengah terjadi. Menurut dia,
kejujuran dari peserta dan penyelenggara pemilu merupakan instrumen dari
tegaknya kebenaran dan keadilan.
Teruntuk
Jokowi, Andi meminta mantan Gubernur DKI Jakarta itu dan para jajarannya untuk
bersikap jujur terkait tuduhan yang dilontarkan oleh berbagai pihak, seperti
telah terjadinya penyalahgunaan lembaga-lembaga penegak hukum yang bertujuan
untuk memenangkan Jokowi dan partai politik tertentu.
"Kalau
semua tuduhan itu isapan jempol, tak terjadi sama sekali, rakyat bersyukur
bahwa pemilu ini benar-benar jujur dan adil. Pihak Prabowo pun tak perlu sengit
dan memvonis bahwa Pemilu 2019 ini curang. Semua harus tunduk pada bukti,"
ucapnya.
Andi
juga meminta Prabowo untuk membuktikan kemenangan 62 persennya itu. Sebab,
pengakuan mantan Danjen Kopassus itu akan sangat mempengaruhi reaksi jutaan
orang pendukungnya dalam menanggapi pengumuman resmi KPU.
"Karena,
akibat pernyataan Prabowo itu jutaan orang meyakini dan bahkan siap mati untuk
membela Prabowo," kata dia.
Tak
lupa, kepada KPU dan Bawaslu juga harus bekerja berdasarkan asas kejujuran
terkait banyaknya kasus salah hitung suara dalam C1 dan kasus surat suara yang
telah dicoblos oleh petugas atau pihak lain.
"Respon
KPU, Bawaslu, dan kelak MK dalam menanggapi dan memproses semua aduan secara
serius, jujur, dan adil sangat diperlukan," kata Andi. [CNN Indonesia]
Mantap,dan selamat buat Tim TKN yg sudah bekerja keras untuk kemenangan pak Jokowi dan wakil.
ReplyDelete