Tambah Wamen, Jokowi Bakal Kembali Mengumumkan Posisi Wamen

Jakarta,
-- Jajaran Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) dikabarkan akan kembali bertambah. Setelah melantik 34 menteri dan 12
wakil menteri pada Oktober lalu, Jokowi bakal kembali mengumumkan enam nama
untuk posisi wakil menteri (wamen).
Kepala
Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebelumnya membeberkan Jokowi sedang
mempersiapkan enam kursi pejabat setingkat wakil menteri baru. Namun Moeldoko
enggan merinci lebih lanjut terkait hal tersebut.
Kemudian
kabar lainnya datang dari Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rahman.
Fadjroel menyebut dua dari enam posisi wamen itu adalah wakil menteri
pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) dan wakil Panglima TNI.
Hal
itu sejalan dengan dua nomenklatur baru yang diterbitkan pemerintah. Perpres
Nomor 72 Tahun 2019 mengatur mendikbud akan dibantu wakil menteri dalam
mengemban tugas. Begitu pula dengan penambahan wakil Panglima TNI yang tertuang
dalam Perpres Nomor 66 tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI.
Wacana
penambahan wamen telah bergulir meski umur pemerintahan Jokowi periode kedua
baru berjalan satu bulan. Wacana ini juga beriringan dengan kabar kasak-kusuk
di koalisi Jokowi saat ini.
Semenjak
Partai Gerindra bergabung dan mendapat jatah dua kursi menteri, Partai Nasdem
mulai bergerilya. Mereka sempat mengancam akan keluar dari koalisi. Namun hal
itu batal dilakukan setelah Nasdem mendapat tiga kursi menteri, yakni menteri
komunikasi dan informasi, menteri lingkungan hidup dan kehutanan, serta menteri
pertanian.
Tak
berhenti di situ, Nasdem juga baru-baru ini mengadakan pertemuan dengan PKS.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menemui Ketua Umun PKS Sohibul Iman di
kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta, Rabu (30/10). Pertemuan itu
kemudian jadi bahan sindiran Jokowi ke Nasdem saat menghadiri HUT ke-55 Partai
Golkar.
Bukan
hanya Nasdem, Partai Hanura juga mengungkap ketidakpuasan mereka dengan susunan
kabinet. Partai Hanura tak mendapatkan satu pun kursi meski sudah menjadi
pendukung Jokowi sejak 2014.
"Jokowi
hanya menghitung kawan berdasarkan kalkulator semata, yakni hanya memandang
jumlah suara partai saja," kata Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah.
Belum
lagi kelompok pendukung Jokowi di luar partai politik. Ketua Umum Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj, misalnya, menyatakan Imam Besar
FPI Rizieq Shihab perlu dihormati.
Pernyataan
itu menjadi sorotan karena selama ini Said jadi orang paling lantang mengkritik
Rizieq, FPI, dan PA 212. Ucapan itu juga disampaikan hanya berselang sepekan
setelah ia menyindir ada habib tak nasionalis dalam peringatan Hari Santri di
Jakarta, Selasa (22/10).
Pengamat
komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing
menilai tambahan enam wakil menteri merupakan cara Jokowi membagi rata hasil
perjuangan kepada rekan koalisinya.
Penambahan
jumlah wamen juga dianggap Emrus sebagai taktik Jokowi mengakomodasi kelompok
pendukung yang belum mendapat posisi di kabinet.
"Saya
pikir bisa saja muncul karena memang tambahan wamen itu bisa saja memenuhi
keinginan-keinginan para politisi atau partai karena memang partai itu kan
berpolitik untuk kekuasaan," kata Emrus saat dihubungi CNNIndonesia.com,
Senin (11/11).
Emrus
mengatakan penambahan enam posisi wamen sebagai bentuk bagi-bagi kekuasaan yang
dilakukan Jokowi. Namun Jokowi perlu mengkaji secara mendalam agar posisi wamen
baru tidak kontraproduktif.
Jokowi
perlu mempertimbangkan sosok yang benar-benar menambah kinerja kementerian.
Jika tidak, kata Emrus, penambahan wamen malah akan merugikan posisi Jokowi
sendiri.
"Tentu
bahwa penambahan wamen benar-benar meningkatkan kinerja, goal akhirnya
kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Dihubungi
terpisah, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin
secara tegas meyakini penambahan wakil menteri lebih condong untuk
mengakomodasi kepentingan politik dibandingkan kebutuhan pemerintahan.
Ujang
berpendapat kabinet Jokowi saat ini sudah terlampau gemuk dengan 34 menteri dan
12 wakil menteri. Jika menambah enam jabatan lagi, Ujang menyebut hanya taktik
meredam konflik di koalisi.
"Kalau
kita memang konsisten untuk membangun bangsa, sejatinya kemarin sudah tuntas.
Penting bagi Jokowi karena untuk mengakomodir semua orang atau partai yang
berjasa kepadanya, tapi tidak penting bagi bangsa ini," kata Ujang kepada
CNNIndonesia.com via telepon, Senin(11/11).
Ujang
memprediksi enam wamen baru akan menjadi ruang bagi PKPI dan Hanura yang belum
masuk kabinet. Selain itu kemungkinan akan ada jatah untuk Nasdem guna meredam
manuver Paloh yang mulai menggandeng barisan oposisi.
Dalam
sisi pemerintahan, Ujang mengatakan kebijakan Jokowi ini malah kontraproduktif
dengan klaim hendak menyederhanakan birokrasi. Di awal pemerintahan, Jokowi
hendak memangkas eselon tiga dan eselon empat. Namun di saat yang sama ia
menambah jabatan-jabatan wakil menteri.
"Katanya
Pak Jokowi mau memangkas birokrasi, memotong anggaran birokrasi, itu kan untuk
efisiensi. Tapi faktanya ketika pemerintah, Jokowi, menginginkan wamen, ya itu
jalan-jalan saja kok. Padahal urgensinya tidak terlalu penting," ujar
Ujang. [CNN Indonesia]
0 Response to "Tambah Wamen, Jokowi Bakal Kembali Mengumumkan Posisi Wamen"
Post a Comment