Kinerja TGUPP Tak Transparan, DPRD DKI Singgung Pembubaran

Jakarta, -- DPRD DKI Jakarta
menilai Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) bentukan Gubernur DKI
Anies Baswedan tak transparan dalam pelaporan kinerja dan anggaran. Sementara,
pendanaannya terus meningkat.
Hal ini merespons usulan
kenaikan anggaran TGUPP dari Rp19 miliar menjadi Rp26,5 miliar dalam Kebijakan
Umum APBD Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUAPPAS) DKI 2020.
Ketua Fraksi PDI-Perjuangan
Gembong Warsono menyatakan penaikan anggaran TGUPP sia-sia mengingat tidak ada
dampak kinerja tim bentukan Anies itu kepada masyarakat.
"Maka sebaiknya anggaran
TGUPP di drop saja, kalaupun tetap harus ada TGUPP maka alokasi anggaran
melekat pada anggaran operasional gubernur, sehingga tidak membebani
APBD," kata Gembong kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/10).
Ia pun menyindir soal
transparansi kinerja dan pertanggungjawaban TGUPP yang disebutnya hanya
diketahui oleh Gubernur, bukan masyarakat.
Padahal TGUPP menghabiskan
anggaran yang banyak sekali dari APBD DKI. Menurutnya, setiap penggunaan uang
rakyat dalam APBD harus dipertanggungjawabkan ke DPRD.
Tercatat, Anggaran TGUPP pada
APBD-Perubahan 2019 mencapai Rp18,9 miliar. Anggarannya kemudian meroket pada
APBD DKI 2018 menjadi Rp19,8 miliar.
Pada APBD-P DKI 2018,
anggarannya direvisi menjadi Rp16,2 miliar. Pada APBD DKI 2019, TGUPP meraup
Rp19,8 miliar, yang kemudian direvisi dalam APBD-P DKI 2019 menjadi Rp18,99
miliar.
"Yang jelas memang enggak
kelihatan, yang tahu hanya gubernur. Pertanggungjawaban gubernur, dia (TGUPP)
langsung enggak ada laporan pertanggungjawaban [ke DPRD]," cetus Gembong.
"Minimal secara tertulis
yang pasti fraksi PDI-Perjuangan beranggapan manfaatnya tidak terlalu
signifikan maka anggaran TGUPP lebih baik drop," tegas dia
Senada anggota DPRD DKI
Jakarta dari Fraksi PSI di DPRD DKI William Aditya juga meminta agar TGUPP
dibubarkan. Menurutnya anggaran Rp21 miliar sangat boros dengan pengadaan
anggota TGUPP Anies.
"Iya menurut saya
pemborosan. Bubarkan saja kalau output-nya tidak ada dan tidak bisa
diawasi," ungkap dia kepada CNNIndonesia.com.
Di pihak lain, Ketua Fraksi
Partai NasDem di DPRD DKI Wibi Andrino memandang penambahan anggaran TGUPP
adalah dampak belum terpilihnya wakil gubernur DKI.
Sehingga menurutnya wajar
ketika Anies membutuhkan bantuan tambahan dan dianggarkan di APBD DKI.
"Mungkin karena gubernur
tidak memiliki wakil gubernur dan anggaran tersebut dibutuhkan untuk memperkuat
tim gubernur," ujar Wibi kepada CNNIndonesia.com.
Menurut Wibi yang perlu
diperhatikan adalah kinerja Aniea bukan TGUPP, karena arena seyogyanya TGUPP
mendapatkan mandat dari Gubernur sendiri untuk bekerja.
"Tapi poinnya adalah
anggaran yang didapat dari pajak rakyat harus dapat kembali dengan kinerja yang
baik. Nah, TGUPP itu sangat subjektif manfaatnya hanya dapat dinilai dari
usernya yaitu gubernur," jelas dia.
"Nah, jangan nilai
kinerja TGUPP nya. Nilailah kinerja gubernurnya apakah dengan penambahan
anggaran tersebut kinerja gubernur semakin baik," tutup dia.
Anies Baswedan sendiri
memastikan tidak ada penaikan TGUPP pada 2020.
"No, no, no. Tidak,
tidak. Tetap. Tetap. Tidak ada perubahan. Tetap, sama terus. Kita tetap,
anggarannya tidak berubah," kata Anies di DPRD DKI Jakarta, Kamis (3/10).
Saat dikonfirmasi lagi soal
usul kenaikan itu, Anies menyatakan, "No, tidak. Tidak berubah. Pokoknya
tetap, tidak berubah," lanjut dia.
Kepala Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Mahendra berdalih bahwa anggaran TGUPP pada
2020 hanya Rp21 miliar. Angka yang tercantum dalam KUAPPAS 2020 sebatas usulan
yang kemungkinan besar berubah,
"Data ini kan masih
pembahasan jadi masih sangat dimungkinkan untuk bergerak," ungkap dia. [CNN
Indonesia]

0 Response to "Kinerja TGUPP Tak Transparan, DPRD DKI Singgung Pembubaran"
Post a Comment