Firli, Sosok yang Dinilai Kontroversial Kini Jadi Ketua KPK

Inspektur
Jenderal Pol Firli Bahuri menjadi satu dari lima pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) periode 2019-2023 yang dipilih Komisi III DPR. Selain itu, Firli
juga didapuk menjadi ketua lembaga antikorupsi itu.
Sebelum
mengikuti seleksi Capim KPK, Firli menjabat sebagai Kapolda Sumatera Selatan.
Pria kelahiran Lontar, Muara Jaya, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan itu
menjadi orang nomor satu di Polda Sumatera Selatan sejak 20 Juni 2019.
Karier
Firli dihabiskan pada Korps Bhayangkara. Sejumlah jabatan pernah ia emban
selama mengabdi di Polri, di antaranya Kapolres Persiapan Lampung Timur dan
Wakapolres Lampung Tengah (2001), Kasat III/Umum Ditreskrimum Polda Metro Jaya
(2005), Kapolres Kebumen (2006), Kapolres Brebes (2007), dan Wakapolres Metro
Jakarta Pusat (2009).
Dia
juga pernah menjabat sebagai Asisten Sespri Presiden (2010), Dirreskrimsus
Polda Jateng (2011), Ajudan Wapres RI (2012), Wakapolda Banten (2014),
Karodalops Sops Polri (2016), Wakapolda Jawa Tengah (2016), Kapolda Nusa
Tenggara Barat (2017), dan Kapolda Sumatra Selatan (2019).
Sebelum
menjadi Kapolda Sumatera Selatan, Firli pernah menjabat sebagai Deputi
Penindakan KPK pada 2018.
Firli
dalam beberapa waktu terakhir menjadi nama yang paling disorot karena dianggap
sarat kepentingan ketika mengikuti seleksi Capim KPK. Menurut data milik pegiat
antikorupsi, Saor Siagian, 500 pegawai KPK merasa keberatan soal keikutsertaan
Firli dalam seleksi Capim KPK karena masalah dugaan pelanggaran etik.
Kehadiran
Firli ramai-ramai ditolak berbagai pihak, mulai dari LSM hingga pegiat
antikorupsi, termasuk dari elemen pegawai KPK sendiri. Para pegawai KPK enggan
bersedia jika Firli menjadi pimpinan mereka.
Firli
pun menjadi sosok yang dianggap kontroversial karena namanya terus lolos
berbagai tahapan yang dilakukan Pansel KPK, meski mendapat banyak penolakan.
Pun
demikian ketika Wakil Ketua KPK Saut Situmorang akhirnya mengumumkan bahwa
Firli terbukti melakukan pelanggaran etik ketika menjadi Deputi Penindakan.
Kesimpulan
itu diperoleh setelah Direktorat Pengawasan Internal KPK merampungkan
pemeriksaan yang dilakukan sejak 21 September 2018. Hasil pemeriksaan
disampaikan kepada Pimpinan KPK tertanggal 23 Januari 2019.
“Perlu
kami sampaikan, hasil pemeriksaan Direktorat Pengawasan Internal adalah
terdapat dugaan pelanggaran berat,” ujar Wakil Ketua KPK Saut Situmorang saat
konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Rabu (11/9) lalu.
Sejumlah
pelanggaran dilakukan Firli menurut KPK. Dewan Penasihat KPK Mohammad Tsani
Annafari menjelaskan, pertama, Firli dua kali bertemu dengan Gubernur NTB Tuan
Guru Bajang Zainul Majdi ketika KPK sedang melakukan penyelidikan dugaan
korupsi terkait kepemilikan saham pemerintah daerah dalam PT Newmont pada tahun
2009-2016.
Tsani
mengungkapkan kalau Firli tidak pernah meminta izin melakukan pertemuan dengan
pihak yang terkait perkara dan tidak pernah melaporkan ke pimpinan.
Pelanggaran
etik selanjutnya adalah ketika Firli bertemu pejabat BPK, Bahrullah Akbar di
Gedung KPK. Saat itu, Bahrullah diagendakan pemeriksaan dalam kapasitas sebagai
saksi untuk tersangka Yaya Purnomo perihal kasus suap dana perimbangan. Tsani
mengungkapkan Firli didampingi Kabag Pengamanan menjemput langsung Bahrullah di
lobi Gedung KPK.
Kemudian
pelanggaran ketiga dilakukan ketika Firli bertemu dengan pimpinan partai
politik di sebuah Hotel di Jakarta, 1 November 2018.
Saat
uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR RI kemarin, Firli pun
mengklarifikasi sangkaan pelanggaran etik yang dijatuhkan padanya, termasuk
pula isu soal ratusan tiket gratis Westlife saat menjabat Kapolda Sumsel.
“Soal
karcis konser Westlife, saya jelaskan sekalian agar klir. Enam ratus karcis
Westlife dituduhkan disebar di Polda Sumatra Selatan secara gratis. Saya tidak
pernah tahu sama sekali itu,” ujar Firli dalam uji kelayakan dan kepatutan
Capim KPK di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (12/9).
Firli
menjawab isu pertemuan dengan mantan Gubernur NTB TGB Zainul Majdi. Pertemuan
itu jadi sorotan sebab KPK sedang menelusuri kasus Newmont yang menyeret TGB.
Firli
mengklaim pertemuan itu terjadi tak sengaja. Ia sedang bermain tenis bersama
pimpinan militer setempat. Namun usai bermain, TGB yang saat itu masih gubernur
tiba-tiba datang.
Ia
bahkan menegaskan tak ada pembicaraan kasus dalam pertemuan itu. Bahkan KPK
tetap mengekspos kasus tersebut beberapa bulan setelah pertemuan tersebut.
“Saat
itu TGB bukan tersangka. Sampai hari ini belum pernah tersangka. Kawan-kawan
dewan terhormat mengikuti tidak ada kepala daerah jadi tersangka secara
sembunyi-sembunyi,” ucapnya.
“Saya
jelaskan semuanya biar besok-besok tidak ada isu-isu lagi,” ucap Firli.
[Rancah.com]
Permainan Poker Paling Seru Bersama Winning303...
ReplyDeleteMenghadirkan IGpoker..
Dengan 1 User ID, Sudah Dapat Bermain 8 Games Kartu Populer :
1. Texas Poker
2. Omaha Poker
3. Domino QQ
4. Ceme Keliling
5. Bandar Ceme
6. Capsa Susun
7. Bandar Capsa
8. BIG 2
Tunggu Apa Lagi, Ayok Segera Daftarkan Diri Anda Bersama Kami Di Winning303
Informasi Lebih Lanjut, Silakan Hubungi Kami Di :
- WA : +6287785425244