Subkhan, Petani yang Pernah Curhat ke Sandiaga, Dilaporkan ke Polisi

BREBES
- Moh. Subkhan (42), seorang petani bawang merah asal Brebes yang sempat viral
di media sosial beberapa waktu lalu, dilaporkan ke Polres Brebes sekitar pukul
22.00 WIB, Sabtu (9/3). Mantan Komisioner KPUD Brebes itu dilaporkan atas
dugaan telah menganiaya seorang kakek bernama Sukro (60), warga Desa Randusari,
Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal.
Kasubbag
Humas, Iptu Umi Antum Farich, membenarkan adanya pelaporan kasus dugaan
penganiayaan yang diduga dilakukan oleh petani yang juga warga Desa
Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, itu.
"Sabtu
malam, seorang warga bernama Sukro datang ke Mapolres Brebes melaporkan dugaan
penganiayaan yang dilakukan Moh. Subkhan," ucap Umi Antum Farich, saat
dimintai konfirmasi, Minggu (10/3).
Ia
menambahkan, kasus dugaan penganiayaan itu dilakukan di sebuah jalan di wilayah
Dukuh Tegalglagah Kidul, Desa Tegalglagah. Berdasarkan keterangan Sukro kepada
polisi, kejadian bermula, saat Sukro dan seorang warga bernama Abdullah sedang
berada di jalan membenarkan baliho salah satu caleg yang kondisinya miring.
Beberapa
saat kemudian, sebuah mobil pribadi berhenti mendadak. Diduga pemiliknya adalah
Moh. Subkhan, yang langsung menghampiri Sukro. Saat itu, Subkhan menanyakan
perihal pembuatan video yang berisi pernyataan dirinya gila.
"Saat
itu mereka saling adu mulut dan saling dorong mendorong yang diduga berakhir
dengan pemukulan oleh Subkhan terhadap Sukro," kata dia.
Akibat
pemukulan yang diduga dilakukan Moh Subkhan, korban mengalami luka-luka di
bagian bibirnya. "Karena pemukulan itu, korban mengalami luka pecah di
bibir dan dada sesak akibat dorongan," jelasnya.


Umi
menyatakan, saat terjadi adu mulut dan adu dorong, Abdullah sempat mencoba
melerai dengan cara menarik kaos Moh. Subkhan dari belakang sambil berteriak
minta tolong, sehingga banyak warga yang keluar. Dua di antara warga adalah Syarif
dan Edi, yang saat itu membantu memarkirkan mobil Moh. Subkhan yang melintang
di tengah jalan.
"Kerana
dipukul, Sukro pun kemudian berlari menuju rumah Tohari orang tua dari Likun
untuk meminta pertolongan. Kemudian disuruh istirahat sebentar selanjutnya
disarankan untuk membuat visum atau memeriksakan luka yang di alami Sukro ke
Puskesmas Bulakamba," ungkapnya.
Selanjutnya,
atas kejadian penganiayaan tersebut, Sukro dengan didampingi dua orang saksi,
yaitu Abdullah dan Syarif melaporkan ke Polres Brebes. "Sampai saat ini
polisi sedang melakukan pemeriksaan saksi-saksi," tuturnya.
Sementara
itu, Moh. Subkhan saat dimintai konfirmasi terkait pelaporan itu mengaku hanya
membela diri saat bersitegang dengan Sukro. "Badan saya ada bekas cakaran,
karena kaos saya saat itu ditarik-tarik saat dorong-dorongan. Saya membela diri
saja," ucap Moh. Subkhan.
Ia
menyebut, saat bertemu dengan Sukro ingin mengklarifikasi terkait video yang
beredar di medsos isinya dianggap mendiskreditkanya sebagai petani tak waras alias
gila.
"Saya
enggak terima harga diri direndahkan dengan cara seperti itu. Ini sudah mulai
terbongkar, bahwa Sukro-lah yang menjadi otak pembuat video. Untuk kemudian
disebarkan di medsos. Malam itu ketemu, ya saya tanyakan alasan kenapa membuat
video seperti itu dan menyebarkannya," pungkasnya.
Sebagai
informasi, nama Moh. Subkhan sempat menjadi perbincangan di tengah masyarakat
pada pertengahan Februari 2019. Ia menjadi tenar setelah aksi curhatnya di
depan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga Salahudin Uno. Subkhan bahkan
sempat menangis karena kesulitan mengangsur kredit di Bank Puspa Kencana
Brebes. [kumparan.com]
0 Response to "Subkhan, Petani yang Pernah Curhat ke Sandiaga, Dilaporkan ke Polisi"
Post a Comment