Andi Arief, Nyaring Bernyanyi di Twitter, Bungkam di Hadapan Bubuk Narkoba

Jakarta,
- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief untuk ke sekian kali
membuat berita. Kali ini ia tertangkap basah sedang mengkonsumsi narkoba di
sebuah hotel di Jakarta.
Seiring
kabar penangkapan politikus berinisial AA, beredar pula foto mirip politikus
Demokrat Andi Arief yang sedang duduk di dalam sel beralaskan kasur berwarna
pink.
Sebelumnya,
tak lama Prabowo Subianto memutuskan memilih Sandiaga Uno sebagai cawapresnya
dalam Pilpres 2019, Andi Arief bernyanyi nyaring di Twitter bahwa Sandiaga Uno
telah membayar mahar kepada PKS dan PAN masing-masing senilai Rp 500 miliar
agar Sandiaga didukung menjadi calon wakil presiden Prabowo.
Pihak-pihak
yang dituduh memberikan mahar maupun menerima mahar, semua menyangkal
pernyataan Andi Arief tersebut. Anehnya, tak seorang pun dari PAN, PKS,
Gerindra atau Demokrat, melaporkan Andi Arief ke kepolisian atas tuduhan
palsunya tersebut.
Berikutnya,
pada awal tahun 2019 Andi Arief lagi-lagi membuat berita dengan membuat cuitan
di Twitter, tentang hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos. Tidak
tanggung-tanggung, tudahannya mengarah pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai
penyelenggara negara.
Tak
perlu menunggu lama, KPU membuat laporan ke Polda Metro dan Bareskrim. KPU
menutup ruang untuk penggorengan hoaks tersebut.
Melihat
perilaku Andi Arief tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia
(PSI) Raja Juli Antoni mengatakan bahwa itu merupakan fitnah pada awal tahun
yang dilakukan seorang politikus tersohor yang sangat tidak berintegritas.
Demokrat: Bagai Petir di Siang
Bolong
Andi
Arief lahir di Bandar Lampung, Lampung, 48 tahun silam. Ia menjabat sebagai
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak tahun 2015. Andi pernah
menjabat sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam
dari tahun 2009 hingga 2014, pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono.
Andi
dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi pada masa mudanya. Ia aktif di
Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan
Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada pertengahan dekade 1990-an. Akibat kegiatan
aktivismenya yang dianggap mengancam Orde Baru, ia menjadi salah satu korban
penculikan aktivis pada tahun 1998.
Pada
tanggal 3 Maret 2019 pukul 18:30 WIB, sesuai keterangan Wakil Direktur Tindak
Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Krisno Siregar, Andi Arief ditangkap di
sebuah hotel di kawasan Slipi, Jakarta Barat karena diduga menggunakan sabu.
Polisi mencari barang bukti hingga menggeledah kamar mandi hotel dan terpaksa
membongkar toilet duduk di dalam kamar mandi tersebut. Atas peristiwa itu,
pihak Partai Demokrat langsung menggelar rapat darurat.
Ketua
Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari menyebut kabar penangkapan
politikus Demokrat Andi Arief atas dugaan narkoba bagaikan petir di siang bolong.
"Kami
kaget dengan berita ini. Seperti petir di siang bolong," ujar Imelda
dihubungi wartawan di Jakarta, Senin.
Imelda
mengatakan bahwa Demokrat sedang mencari tahu kebenaran masalah ini.
"Kalau
bisa, ingin bertemu dengan AA untuk menanyakan langsung," katanya.
Imelda
pun menginformasikan Demokrat akan segera menggelar jumpa pers terkait dengan kabar
penangkapan Andi Arief. [Tagar.id]
0 Response to "Andi Arief, Nyaring Bernyanyi di Twitter, Bungkam di Hadapan Bubuk Narkoba"
Post a Comment