Ini Cara Jitu Gus Miftah Berdakwah di Kelab Malam

JAKARTA,
Pojok Berita - Memilih kelab malam hingga lokalisasi sebagai salah satu tempat
berdakwah, tentu bukan perkara mudah. Namun, Gus Miftah Habiburrohman punya
cara jitu dalam menyampaikan materi dakwanya.
Kepada
JPNN, Gus Miftah menjelaskan bahwa dalam dakwahnya dia menyampaikan jika
persoalan agama itu tidak hanya masalah halal haram, tidak hanya berbicara
pahala dan dosa. Apalagi sekadar surga dan neraka. Tetapi lebih luas dari itu.
“Materi
yang kami sampaikan pun menyesuaikan. Hal yang bagus di luar belum tentu bisa
saya terapkan di sana (kelab malam, red),” kata Gus Miftah pada Rabu (12/9).
Contohnya,
lanjut dia, Rasulullah SAW mengatakan salat orang mabuk tidak diterima selama
40 hari. Namun ketika menjelaskan masalah ini kepada warga kelab malam, dia
berbicara dari sudut pandang yang berbeda.
“Nah
di sana saya penafsirannya tidak seperti itu. Kalaupun kamu mabuk, diterima
atau tidak, kewajiban kamu itu salat. Berpahala atau tidak itu bukan urusan kalian.
Cara penyampaian yang berbeda. Jadi mereka bisa menerima,” kata ustaz kelahiran
Metro, 5 Agustus 1981 ini.
Contoh
lainnya dalam ibadah kurban. Jemaahnya di tempat-tempat hiburan malam maupun
lokalisasi juga ikut berkurban.
“Apakah
uang seperti ini ada pahalanya, Gus, jawaban saya simpel, kalau kamu tanya sama
saya ada pahalanya atau tidak, maka saya jawab, mohon maaf, Gus Miftah bukan
panitia pahala,” terangnya.
Selain
menyampaikan siar agama dengan cara yang menyenangkan. Tidak jarang juga Gus
Miftah mengawalinya dengan melucu.
“Makanya
kalalu saya awali dengan stand-up comedy, itu biasa. Tapi mau selesai saya
tutup dengan salawat dan doa, mereka nangis. Besok ada yang curhat, itu biasa.
Ada dialog, ada tanya jawab," tambah ustaz yang mengidolakan Gus Dur (Alm
KH Abdurrahman Wahid-red) ini.
Sumber
: jpnn.com
0 Response to "Ini Cara Jitu Gus Miftah Berdakwah di Kelab Malam"
Post a Comment