Amien Soal Capres 2019: 'Goodbye' Demokrasi Diskriminatif

Jakarta,
Berita Pojok -- Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien
Rais menyampaikan pesan khusus kepada presiden baru yang terpilih di pemilihan
presiden (pilpres) 2019 mendatang.
Menurut
dia, presiden baru nanti perlu mengetahui masalah terbesar yang sedang dihadapi
bangsa saat ini. Untuk itu, Amien mengklaim bisa menunjukkan jalan keluar
terhadap masalah tersebut.
"Masalah
yang paling besar saya kira adalah praktik demokrasi kita ini, yang tergolong
demokrasi diskriminatif," kata Amien lewat akun instagram
amienraisofficial, Jumat (22/6).
Mantan
Ketua Umum Muhammadiyah itu menyebut fenomena tersebut sebagai contradictio in
terminis. Demokrasi menurut dia harusnya tidak diskriminatif.
"Enggak
boleh ya. Seperti jatuh kok ke atas. Enggak boleh itu, enggak masuk akal,"
tambahnya.
Tak
hanya demokrasi diskriminatif, dia juga meminta presiden baru nanti untuk melihat
secara jelas fenomena diskriminasi hukum. Saat ini, hukum berlaku tebang pilih
karena yang berkuasa, yang punya uang dan yang kuat menjadi pemenang.
"Yang
dha'if (lemah), yang kecil, selalu kalah, ini tidak boleh, aib," tegasnya.
Mantan
Ketua MPR ini juga menyinggung soal dikriminasi politik. Amien mengkritisi
sistem koncoisme yang sedang terjadi saat ini. Pihak-pihak yang dekat dengan
kekuasaan kata dia akan diproteksi dan diberikan keleluasaan. Sementara pihak
oposisi akan diperkecil dan dikempeskan.
"Bahkan
ada lho ide calon tunggal. Waduh, calon tunggal itu akan membawa demokrasi ke
otoritarianisme. Enggak ada oposisi, Enggak ada kontrol lagi, sangat
berbahaya," tuturnya.
Amien
kemudian menyinggung fenomena diskriminasi ekonomi yang tidak ada peruntukannya
untuk rakyat melainkan hanya untuk konglomerat. Dia juga menyinggung soal
diskriminasi sosial yang menurutnya melahirkan jurang antara kaya dan miskin
yang makin menganga lebar.
"Tidak
perlu mengurai panjang lebar, semua angka fakta mengatakan seperti itu,"
ujarnya.
Ketua
dewan pembina persaudaraan alumni (PA) 212 ini kemudian menyinggung
diskriminasi agama. Umat Islam, imbuh dia, sekarang ini merasa seperti
tertuduh, terpojok, tersangka.
"Kalau
ada terorisme, pasti Islam, ya segala macam. Tentu ini tidak boleh lagi dan
kita tidak boleh menutup mata," ungkapnya.
Dari
sekian banyak fenomena diksriminasi yang ia sebut, Amien pun menawarkan resep
untuk menyembuhkannya. Resepnya kata Amien adalah demokrasi inklusif yang cocok
dengan kitab suci Alquran untuk umat Islam dan juga yang lain.
Menurutnya
agama wahyu memiliki kesamaan pesan yakni menegakkan keadilan. Selain itu,
Amien juga mengajak untuk segera mengejawantahkan keadilan politik, ekonomi, hukum,
sosial dan pendidikan. Semua itu, kata dia ada di dalam pembukaan dan batang
tubuh UUD 1945.
"Kitab
suci juga menyampaikan idak boleh masyarakat itu, dipimpin oleh sebuah
kekuasaan, yang tidak adil. Tidak boleh ada sekelompok bangsa, yang dikucilkan,
kelompok lain diperbesar. Tidak boleh," tegasnya.
Untuk
itu, kata Amien, dalam demokrasi inklusif semua anak bangsa dirangkul dan tidak
boleh ada yang didiskriminasi. Dengan begitu, kedaulatan ekonomi bangsa
Indonesia akan kembali diraih.
"Jadi
mari kita mulai pasang kuda-kuda, kita ucapkan selamat tinggal, goodbye,
ma'assalamah kepada demokrasi diskriminatif dalam berbagai bidang, Kemudian
menuju demokrasi inklusif," tegasnya.
"Insya
Allah semoga kita bisa merekonstruksi lagi negeri kita ini. Dengan Presiden
baru mendatang. Entah siapapun, tapi itulah anjuran saya," tambahnya.
Sumber
: CNN Indonesia
0 Response to "Amien Soal Capres 2019: 'Goodbye' Demokrasi Diskriminatif"
Post a Comment