Ini Saran SBY Kepada Jokowi, Jika Kenaikan Harga BBM Tak Terelakan

Berita
Pojok - Ekonomi dalam negeri sedang mengalami tekanan. Selain harga minyak
dunia yang terus menanjak menjauhi asumsi APBN 2018. Nilai tukar Rupiah
terhadap Dolar Amerika Serikat juga tak berdaya menghadapi hantaman
perekonomian global.
Mantan
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menyarankan agar jika harga minyak
dan nilai Rupiah yang terus tertekan sehingga membuat harga BBM terpaksa
dinaikkan, Presiden Joko Widodo memberikan bantuan sosial. SBY, sapaan akrabnya
itu menyarankan agar harga BBM dinaikkan supaya fiskal atau APBN tidak jebol.
“Jika
akibat meningkatnya harga minyak dan terus melemahnya nilai Rupiah,harga BBM
terpaksa dinaikkan, jangan lupa beri bantuan sosial. Saya amat mengerti jika
harga BBM dinaikkan agar fiskal atau APBN kita tidak jebol,” cuit SBY dikutip
Jawapos.com, Kamis (24/5).
Mantan
Menko Polhukam era Presiden Megawati Soekarnoputri itu juga mengatakan, apabila
harga BBM naik tidak perlu ada unjuk rasa besar-besaran seperti era dirinya
dulu. Dia pun menyebut Partai Demokrat tak perlu menentang secara membabi buta,
seperti sejumlah parpol dan pengamat yang vokal mengritik kebijakannya saat
itu.
“Tak
perlu unjuk rasa besar-besaran seperti di era saya dulu. Partai Demokrat tak
perlu menentang secara membabi buta, seperti sejumlah parpol & pengamat
dulu, karena pemerintah pasti terpaksa,” tuturnya.
SBY
juga memberikan saran kepada Jokowi, apabila harga BBM naik, adalah bijaksana
jika pemerintah membantu rakyat miskin yang terdampak kenaikan BBM, listrik,
tarif angkutan, dan sembako.
“Akan
sangat bijaksana jika pemerintah tetap bantu rakyat miskin yang sangat
terdampak akibat knaikan BBM, listrik, angkot dan sembako,” kata SBY.
Dalam
kurun waktu 10 tahun pemerintahan Presiden SBY, tercatat dirinya sudah empat
kali menaikkan harga BBM dan tiga kali penurunan harga BBM. Penyebabnya adalah
kenaikan harga minyak dunia pada 2005, krisis ekonomi global pada 2008. Dan
pada 2013, kenaikan harga BBM dilakukan guna menekan subsidi dari Rp 297
triliun menjadi sekitar Rp 200 triliun.
Kendati
begitu, SBY juga melakukan kompensasi guna menolong masyarakat miskin yang
terdampak langsung kenaikkan harga BBM. Yakni, penggelontoran Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM) sekitar Rp 9,3 triliun untuk 15,5 juta keluarga
miskin. Setiap keluarga menerima Rp 150.000 per bulan selama 4 bulan.
Kata
SBY, apabila pemerintah tidak mau memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan
BLSM seperti yang dilakukan di era dirinya, maka pemerintah bisa memilih bentuk
lain. Di bulan Ramadan ini, SBY juga meminta kepada kaum kaya untuk bisa
memberikan bantuan kepada fakir miskin dan kaum duafa.
“Kalau
pemerintah tak mau berikan “BLT/BLSM” era SBY, JK, Boediono, dan Sri Mulyani
dulu (karena dianggap salah) bisa pilih bentuk lain. Disamping pemerintah,
sangat mulia jika golongan menengah-atas beri bantuan kepada fakir miskin dan
kaum duafa di Bulan Ramadan ini,” terangnya.
Dalam
merespon yang terus menanjak, pemerintah Presiden Joko Widodo sudah lebih dulu
mengambil sikap. Belum lama ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Ignasius Jonan menegaskan pemerintah tidak akan menaikkan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) sampai 2019. Jonan menyebut hal itu dilakukan guna menjaga daya
beli masyarakat.
Sumber
: JawaPos.com
0 Response to "Ini Saran SBY Kepada Jokowi, Jika Kenaikan Harga BBM Tak Terelakan"
Post a Comment