Anies: Corona di Jakarta Saat Ramadan Seolah Gelombang Kedua

Jakarta,
-- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim grafik kasus penularan virus
corona (Covid-19) di DKI Jakarta sempat landai dua pekan setelah penutupan
sekolah dan aktivitas bekerja.
Meski
demikian, dia mengakui grafik penularan Covid-19 kembali melonjak tajam pada
masa bulan Ramadan, seakan menuju gelombang kedua.
"Kita
lihat mulai Maret angka [warga] berada di rumah meningkat 60 persen. Dua minggu
kemudian pelan-pelan angka laporan kasus Jakarta mulai menurun," ujarnya
melalui konferensi pers daring Pemprov DKI Jakarta, Selasa (19/5).
"Di
bulan Mei jumlah kasus per hari meningkat kembali. Seakan kita menuju gelombang
kedua. Ini terjadi terutama sesudah masuk bulan suci Ramadan, sore dan malam
banyak yang keluar," dia menambahkan.
Ia
mengatakan kasus corona sempat landai karena peningkatan jumlah warga yang
menetap di rumah sejak kegiatan sekolah dan bekerja dilakukan jarak jauh.
Anies
menjelaskan jika ada peningkatan jumlah orang di rumah, maka dua minggu
kemudian kasus corona bakal menurun.
Sebaliknya
jika ada peningkatan jumlah orang di luar rumah, maka dua pekan kemudian kasus
corona di Jakarta bakal meningkat.
Penutupan
sekolah sendiri pertama kali dilakukan pada 16 Maret 2020. Anies
menginstruksikan seluruh siswa melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Jika
merujuk pada cara perhitungan yang disampaikan Anies, artinya dua pekan
kemudian jatuh pada 30 Maret 2020.
Menilik
data penambahan kasus di DKI Jakarta melalui situs corona.jakarta.go.id, pada
30 Maret tercatat 26 kasus baru. Angka ini menurun dari hari sebelumnya 29
Maret, yakni 98 kasus.
Namun,
angka kasus baru kembali naik pada 1 April 2020 sebanyak 75 kasus. Kemudian
naik lagi pada 2 April sebanyak 93 kasus.
Angka
penambahan kasus berangsur stagnan sampai 5 April, kemudian naik lagi pada 6
April sebanyak 148 kasus. Hingga 18 April angka kasus baru naik turun di
kisaran 90 sampai 180 kasus.
Selanjutnya
angka melonjak pada 16 April sebanyak 223 kasus. Ini merupakan penambahan kasus
terbanyak di Jakarta semenjak 3 Maret sampai 19 Mei.
Hingga
8 Mei 2020, angka penambahan kasus masih terus naik turun di kisaran angka
sampai 55 kasus sampai 169 kasus.
Lebih
lanjut Anies mengatakan peningkatan jumlah kasus kemudian kembali ditemukan
pada bulan Mei. Ia menaksir hal ini karena memasuki bulan Ramadan.
Hari
pertama bulan Ramadhan jatuh pada 24 April. Artinya dua pekan setelahnya jatuh
pada 8 Mei 2020.
Melihat
kembali data corona Pemprov DKI, pada 8 Mei kasus baru corona tercatat sebanyak
125 kasus.
Grafik
masih naik-turun hingga 19 Mei dengan kisaran 55 kasus sampai 182 kasus. Kasus
paling tinggi dalam kurun waktu ini didapati pada 10 Mei sebanyak 182 kasus.
Untuk
itu, Anies menilai Pembatasan Sosial Berskala Besar harus diperpanjang untuk
kedua kalinya. Perpanjang PSBB ini akan berlaku 22 Mei sampai 4 Juni 2020.
Ia
berharap dalam dua pekan ke depan, PSBB bisa diterapkan dengan maksimal.
Harapannya 70 sampai 80 persen warga di Jakarta menetap di rumah selama
perpanjangan PSBB.
Kasus
corona di Jakarta hari ini mencapai 6.053 kasus. Sebanyak 1.417 di antaranya
dinyatakan sembuh, dan 487 kasus dinyatakan meninggal dunia. Kemudian 1.936
kasus dirawat, dan 2.213 kasus diisolasi mandiri.
Sumber
: CNN Indonesia
0 Response to "Anies: Corona di Jakarta Saat Ramadan Seolah Gelombang Kedua"
Post a Comment