Dua Proyek Antibanjirnya Mandek, Pantas Jakarta 'Tenggelam'

Jakarta -
Banjir nampaknya sudah menjadi langganan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya
jika musim turun hujan. Pemerintah tentu tak tinggal diam, sejumlah proyek
infrastruktur untuk penangkal banjir telah direncanakan.
Beberapa
proyek penangkal banjir pun sebenarnya sudah berjalan. Hanya saja, pengerjaan
terpaksa berhenti di tengah jalan lantaran terkendala pembebasan lahan.
Adapun
proyek pertama adalah normalisasi Sungai Ciliwung. Normalisasi dilakukan dari
Jakarta Outer Ring Road (JORR) sampai Manggarai.
Direktur
Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko
mengatakan, proyek normalisasi Ciliwung sudah vakum alias berhenti sementara
sejak tahun 2018. Terkendalannya pembebasan lahan yang dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadi masalah utama.
Dari total
33,5 kilometer (km) bantaran sungai yang harus dinormalisasi, baru 16 km saja
yang selesai.
"Ciliwung
belum ada lagi pembebasan lahan karena belum ada pemberitahuan. Sekarang ya
berhenti (pengerjaannya) karena tidak ada lahan (kosong) yang dikerjakan. Dari
dulu 33,5 km baru 16 km (yang dinormalisasi), itu saja," kata Jarot kepada
detikcom, Kamis (27/2/2020).
Proyek kedua
adalah Sodetan Ciliwung yang bisa mengalirkan sebagian air dari Sungai Ciliwung
ke Banjir Kanal Timur (BKT). Lagi-lagi proyek ini juga mandek akibat terkendala
lahan.
Adapun
proyek mandek di daerah Bidara Cina, Jakarta Timur. Ada sekitar 8.054 meter
persegi lahan yang harus dibebaskan di Bidara Cina agar bisa melanjutkan proyek
Sodetan Ciliwung.
Jarot
menjelaskan jalur Sodetan Ciliwung memiliki panjang 1,27 km, namun hingga kini
baru 600 m saja yang selesai.
"Kan
ada 1.270 meter ini baru 600 meter sudah selesai, nah sisanya belum karena yang
di Bidara Cina belum bebas (lahannya)," ungkapnya.
Sumber :
detik.com
0 Response to "Dua Proyek Antibanjirnya Mandek, Pantas Jakarta 'Tenggelam'"
Post a Comment