Bara Hasibuan Bicara PAN Jadi Kendaraan Politik Satu Keluarga Pendominasi

Jakarta
- Waketum PAN Bara Hasibuan berbicara soal adanya sosok bersama keluarganya
yang mendominasi partai. Untuk itu, ia mengajak para kader PAN untuk lepas dari
ketergantungan itu dengan berani melawan dengan memilih tokoh independen
sebagai ketum pada Kongres PAN mendatang.
"Tantangan
utama partai ini adalah bagaimana kita melepaskan ketergantungan dari satu
orang. Jadi kongres ini bukan suatu rutinitas saja, suatu kegiatan rutin yang
memang kegiatan paling penting bagi partai selama lima tahun, tetapi ini sangat
menentukan masa depan PAN setelah 20 tahun berdiri," ungkap Bara di
sela-sela Rakernas PAN di Hotel Millenium, Jl. Fachrudin, Jakarta Pusat, Sabtu
(7/12/2019).
Menurut
Bara, kader PAN harus membawa partai menjadi lebih independen. Ia lalu
menyindir soal PAN yang digunakan oleh satu keluarga untuk menjadi kendaraan
politiknya.
"Bagaimana
kita membawa PAN lebih independen, tidak dipakai sebagai kendaraan politik atau
kendaraan salah satu keluarga saja. Kalau itu tidak bisa dilakukan, maka PAN
tidak akan bisa berkembang, hanya stuck di perolehan suara 6-7 persen pada
setiap pemilu. itu adalah tantangan utama dari PAN," sebut Bara.
"Seharusnya,
semua peserta kongres, pengurus daerah, itu menyadari itu adalah tantangan
utama bagi PAN ke depan," sambungnya.
Saat
ditanya soal perbedaan pandangan sang ketum, Zulkifli Hasan dan Ketua Dewan
Kehormatan PAN Amien Rais, Bara lagi-lagi berbicara soal sosok yang mendominasi
partai. Menurut dia, perbedaan pandangan seharusnya menjadi tantangan bagi
kader PAN agar partai bisa menjadi lebih independen lagi.
"Perbedaan
pendapat itu juga memberikan challenge tantangan kepada peserta, apakah mereka
juga bersikap independen. Dalam arti tidak selalu terus menerus dipengaruhi
oleh satu orang yang selalu selama ini mendominasi partai ini. Setiap keputusan
yang diambil itu harus selalu memperhitungkan apakah orang ini bisa menerima
atau tidak. Dengan begitu, memang selalu selama ini ketum di bayang-bayangi
oleh satu orang, tidak bisa berkembang." urai Bara.
Dia
lalu menyinggung soal wacana ketum PAN hanya satu periode. Hal ini disinggung
oleh Amien Rais yang meminta Zulkifli tidak lagi ikut dalam pertarungan
mengejar posisi PAN-1 dalam Kongres nanti.
"(Ketum)
satu periode atau dua periode, itu hanyalah suatu tradisi dalam partai ini,
bukan merupakan suatu ketentuan dalam anggaran dasar atau pun konstitusi partai
ini. Jadi, tradisi itu kan bisa saja berubah. Jadi, sekarang terpulang kepada
para peserta. pada saatnya nanti kongres yang menentukan, siapa yang
terbaik," kata dia.
"Tetapi
bagi saya adalah, kita perlu pemimpin partai ini ke depan ketua umum yang bisa
melepaskan ketergantungan dari satu orang itu, satu keluarga," imbuh Bara.
Bara
juga membantah rumor yang menyebut ada intervensi kepada para pemilik hak suara
di PAN agar memilih Zulkifli sebagai ketum lagi. Justru menurutnya, justru
tekanan datang dari sosok pendominasi beserta keluarganya yang ia sebut-sebut
itu.
"Tidak
ada tekanan (ke DPD PAN) saya pikir, justru ada tekanan psikologis selama ini
yang diberikan oleh satu orang itu. Itu adalah tekanan psikologis, saya
katakan, kemauan orang ini harus selalu dituruti, ada semacam fear, ketakutan,
gitu. Suasana ketakutan," ucap Bara.
"Kalau
kemauan orang itu tidak diikuti, kemudian akan menimbulkan konsekuensi orang di
partai ini bisa kehilangan jabatan dan sebagainya. Tidak bisa lagi, kita harus
dewasa. Partai ini harus berkembang ke depan, memperkuat institusi, bukan di
bayang-bayangi salah satu orang, salah satu personality," tambahnya.
Bara
lalu menceritakan soal PAN yang mengikuti Pemilu pertama di tahun 1999. Saat
itu, PAN disebutnya merupakan satu-satunya partau yang memiliki platform jelas.
"Kita
didirikan bukan untuk kendaraan politik satu orang saja. Dibandingkan dengan
ada beberapa partai baru yang lahir setelah reformasi mulai tahun 1998. Kita
betul-betul didirikan untuk memperjuangkan cita-cita, nilai-nilai dasar ingin
memperkuat demokrasi Indonesia, ingin memperkuat reformasi," papar Bara.
Menurut
dia, dominasi di PAN berdampak buruk kepada partai. Setiap ketua umum disebut
Bara tidak bisa memiliki kekuatan karena ada pengaruh dari tokoh dominan yang
dimaksud itu.
"Bahwa
partai ternyata tidak bisa berkembang kan. ketua umum yang selalu seharusnya
pemimpin utama dari suatu partai itu adalah ketum, tidak bisa mempunyai
otoritas full, tidak punya keleluasaan untuk menentukan kebijakan, memimpin,
memberikan direksi terhadap partai ini, termasuk dalam mengambil kebijakan
strategis partai," kata dia.
Kongres
PAN dinilai Bara harus dijadikan momen agar PAN bisa melepaskan dari
ketergantungan kepada tokoh yang ia maksud. Menurut dia, PAN membutuhkan tokoh
yang berani tampil, berkomitmen, tokoh yang memiliki keberanian, dan spirit
untuk lepas dari ketergantungan tersebut.
Bara
pun menyebut ada beberapa kandidat caketum PAN yang masuk dalam kategori itu.
Selain petahana Zulkifli Hasan, ia menyebut nama Asman Abnur.
"Saya
pikir ada beberapa kandidat yang mampu untuk melakukan itu. Ya dari Bang Zul
sendiri, Bang Asman Abnur, itu mereka yang punya komitmen," tutup Bara.
[detik.com]
0 Response to "Bara Hasibuan Bicara PAN Jadi Kendaraan Politik Satu Keluarga Pendominasi"
Post a Comment