.ignielMiddleAds {display:block; margin:10px 0px; padding:0px;}

Warga Korban Penggusuran di Sunter Bertahan, Tolak Dipindah ke Rusun


Warga Korban Penggusuran di Sunter Bertahan, Tolak Dipindah ke Rusun
Jakarta - Warga korban penggusuran di Sunter, Jakarta Utara, menyatakan akan tetap bertahan dan menolak direlokasi ke rumah susun (rusun). Mereka menolak pindah ke rusun dengan alasan sulitnya mencari kerja.
Warga bernama Mila (30) menyebut dirinya sudah tinggal di Sunter sejak 2003 dan bekerja sebagai penjual barang-barang bekas. Oleh karena itu, dirinya akan tetap bertahan dan menolak untuk dipindah ke rusun.

"Cari nafkah susah di sana, mau dagang apa? Jadi tetep bertahan di sini. Mudah-mudahan dikasih jalan keluar sama pemerintah. Kalau dipindah ke rumah susun belum tentu dikasih gratis juga," ujar Mila di lokasi, Jl Agung Perkasa VIII, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakut, Senin (18/11/2019).
Selain Mila, warga lain bernama Tia (47) menolak dipindahkan ke rusun. Tia bersama keluarganya akan tetap bertahan di lokasi lantaran tak punya tempat lain untuk dituju.
"Ya tetap bertahan, mau pindah ke mana lagi karena saya nggak punya tempat lain. Saya nggak punya keluarga tinggal di Jakarta," kata Tia.
Alasan lain, kata Tia, warga yang terdampak penggusuran itu tak memiliki cukup uang untuk mengontrak tempat tinggal. Menurutnya, warga yang sudah terbiasa berdagang barang bekas akan kesulitan mencari nafkah jika dipindah ke rusun.
"Kalau di rumah susun itu masih dipikir dulu ya karena rumah susun itu usahanya apa. Otomatis kayak orang mencekam gitu kan, usaha warga udah pada begini. Rumah susun itu kan sepetak, mending kalau dapat di bawah kalau ke atas usahanya apa. Kalau orang yang di rusun itu kan orang yang kerja di kantor atau kerja di gudang. Warga sini usahanya begini tinggal di rumah susun ya masih mikir dua kalilah," jelasnya.
Tia berharap akan ada kebijaksanaan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar diberi kesempatan kepada warga untuk tetap bisa tinggal di lokasi. "Minta pertolongannya ke pemerintah kalau memang di sini udah nggak bisa, ya kalau masih bisa warga tetap bertahan di sini karena di sini perjuangannya berpuluh-puluh tahun. Tadinya di sini itu rawa-rawa, belum ada jalan begini. Cuma sama warga ditebangin, dijadikan tempat teduh buat cari nafkah," katanya.
Siang tadi sejumlah anggota Satpol PP sempat mendatangi lokasi penggusuran. Sejumlah warga yang mengira akan ditertibkan menghadang petugas. Mereka meminta tidak digusur lagi. Beberapa petugas Satpol PP menenangkan warga yang emosional. Tak berapa lama kemudian, petugas Satpol PP meninggalkan lokasi.
Penertiban bangunan di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Sunter, Jakut, dilakukan pada Kamis (14/11). Sempat terjadi ketegangan dalam penertiban tersebut karena warga mempertahankan bangunan yang sudah ditinggali puluhan tahun.
Wali Kota Jakut, Sigit Wijatmoko mengatakan tak ada kericuhan dalam penertiban. Dia mengatakan Pemerintah Kota Jakarta Utara sudah berkomunikasi dengan warga tentang penertiban. Warga, menurut Sigit, menerima pembongkaran tersebut.
"Nggaklah, nggak ada (kericuhan). Damai, sampai saat ini pun damai," ucap Sigit kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (18/11).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan Rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, sebagai lokasi relokasi warga Sunter yang terkena gusur. Namun belum ada warga yang mendaftar untuk menempati rusun.
"Kita siapkan rusun Marunda. Tapi ternyata mereka tidak ada yang mendaftar. Karena rata-rata hanya sebagai tempat usaha," ucap Sigit. [detik.com]

0 Response to "Warga Korban Penggusuran di Sunter Bertahan, Tolak Dipindah ke Rusun"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel