Jokowi Ungkit Anggaran DKI, Gubernur Tak Bisa Kontrol Semua

Jakarta,
-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal gaduh rencana anggaran
Pemprov DKI Jakarta dalam Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah
Pusat dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah 2019.
Dia
meminta jajaran penegak hukum agar lebih dahulu mengingatkan para kepala daerah
jika ada indikasi masalah di awal pelaksanaan proyek. Hal itu dinilai perlu
karena kepala daerah tidak selalu bisa mengontrol seluruh mata anggaran,
termasuk di Jakarta yang memiliki 57 ribu mata anggaran.
"Enggak
mungkin kontrol segitu banyak kegiatan. Gubernur, bupati, wali kota diingatkan
awal-awal sebelum dia bekerja melaksanakan program itu," ujar Jokowi dalam
sambutan Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah Pusat
dan Forkopimda 2019 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor,
Jawa Barat, Rabu (13/11).
Secara
umum, dia mengaku tak ingin ada persoalan anggaran di daerah. Kesalahan yang
sudah diketahui sejak awal, lanjutnya, tak boleh didiamkan atau baru diusut
setelah pengerjaan selesai. Menurut Jokowi, lebih baik ada pencegahan ketimbang
terjadi kekeliruan.
"Jelas-jelas
itu sudah keliru sejak awal, diingatkan dong. Jangan ditunggu, ngerti keliru,
ditunggu sampai terus dikerjakan. Setelah rampung, baru ditebas. Enggak bisa
seperti ini," cetusnya.
Jokowi
memerintahkan agar aparat penegak hukum, baik di Kejaksaan Negeri, Kejaksaan
Tinggi, Polda, serta Polres untuk tidak melakukan hal tersebut. Mantan wali
kota Solo itu pun mengatakan jangan sampai ada kebijakan dikriminalisasi.
"Kalau
tidak ada mens rea, tidak ada niat jahatnya, ya jangan dicari cari dong [tindak
pidananya]. Yang namanya orang, namanya pekerjaan banyak sekali,"
tuturnya.
Lebih
lanjut, Jokowi juga meminta para kepala daerah, baik itu gubernur, bupati dan
wali kota untuk membangun komunikasi yang baik dengan para penegak hukum. Dari
mulai kepolisian, jaksa, hingga hakim di wilayahnya masing-masing.
"Kalau
ada salah satu dari tadi yang saya sebut tidak rukun, satu saja akan menjadi
masalah besar dalam setiap menangani problem-problem yang ada di daerah,"
tuturnya.
RAPBD
DKI Jakarta menjadi sorotan publik lantaran ada mata anggaran yang ganjil.
Misalnya dalam KUA-PPAS 2020, ada rencana anggaran pengadaan lem aibon dengan
nominal Rp82,8 miliar di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat.
Selain
itu, ada pula rencana pengadaan pulpen dengan anggaran sebesar Rp124 miliar di
Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur.
Gubernur
DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan bahwa rencana-rencana anggaran ganjil
belum bersifat final. Masih akan dibahas dengan DPRD dan akan ada revisi.
Anies
juga menjelaskan bahwa anggaran-anggaran ganjil itu adalah akibat dari dua
faktor, yakni petugas peng-input data yang tidak tertib, serta sistem
e-budgeting yang masih belum sempurna.
Sejumlah
pihak di DPRD DKI pun menilai kisruh anggaran yang diunggap PSI itu terlalu
dini karena masih dalam proses pengusulan anggaran. [CNN Indonesia]
0 Response to "Jokowi Ungkit Anggaran DKI, Gubernur Tak Bisa Kontrol Semua"
Post a Comment