Beda dari PBNU, PKS Nilai Salam Agama Lain Bukan Toleransi

Jakarta, -- Ketua DPP Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera merespons imbauan MUI Jawa Timur yang meminta
umat Islam dan pejabat muslim untuk tidak mengucapkan salam agama lain dalam
sebuah acara resmi.
Mardani mengatakan pengucapan salam
agama lain oleh pejabat muslim dalam acara resmi tak bisa disebut sebagai sikap
toleransi. Menurut Mardani, sikap toleransi tak serta merta bisa
disangkutpautkan terhadap urusan agama.
"Toleransi tidak menyangkut urusan
agama," kata Mardani kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/11).
Hal itu berbeda dengan pernyataan PBNU
yang menyebut pengucapan salam agama lain merupakan simbol toleransi.
Lebih jauh, Mardani memandang bahwa
ajaran agama, termasuk dalam pengucapan salam, tak bisa dicampuradukkan dengan
aspek lainnya. Karenanya dia menilai perlu dipelajari lebih dalam seruan MUI
Jatim tersebut. Sebab MUI merupakan pemegang otoritas tertinggi dalam fatwa
keagamaan.
"Kita perlu dengan penuh
kejernihan mempelajari dan mendengar apa yang menjadi dasar [pernyataan
MUI]," kata dia.
Meski begitu, dia menyebut partainya
tak bisa melarang semua pejabat publik untuk mengikuti imbauan MUI Jawa Timur
menghindari mengucapkan salam agama lain dalam acara resmi. Ia menyerahkan
keputusan itu pada kebijakan masing-masing kepala daerah.
"Diserahkan pada kebijakan
masing-masing [pejabat publik]," ujar dia.
Sebelumnya, MUI Jatim mengimbau umat
Islam dan para pemangku kebijakan atau pejabat untuk menghindari pengucapan
salam dari agama lain saat membuka acara resmi. Pernyataan itu ditulis melalui
surat edaran yang ditandatangani Ketua KH. Abdusshomad Buchori dan Sekretaris
Umum Ainul Yaqin.
Imbauan itu merupakan hasil Rapat Kerja
Nasional (Rakernas) MUI di Nusa Tenggara Barat, 11-13 Oktober 2019 lalu yang
dituangkan dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019.
Sekjen MUI Anwar Abbas menilai MUI Jawa
Timur telah mengambil sikap yang tepat ketika mengimbau umat muslim memberi
salam dalam agama lain. Dia menilai itu sudah sesuai dengan ajaran Alquran dan
Alhadis.
"Oleh karena itu kalau ada orang
Islam dan orang yang beriman kepada Allah berdoa dan meminta pertolongan kepada
selain Allah SWT maka murka Tuhan pasti akan menimpa diri mereka," ujar
Anwar.
Pendapat berbeda diutarakan Sekjen PBNU
Helmy Faishal Zaini. Dia mengatakan bahwa pengucapan salam dalam agama lain
merupakan suatu budaya yang memang selama ini dilakukan banyak pihak.
PBNU menilai budaya itu sebagai bentuk
persaudaraan kebangsaan atau ukhuwah wathoniyyah.
"Sebagai salam kebangsaan yang
tentu semua para tokoh atau pemimpin bermaksud untuk mempersatukan, sepanjang
yang saya lihat dari berbagai forum tidak ada satu pun yang berniat menistakan,
melecehkan, atau menodai," kata Helmy lewat keterangan tertulis kepada
CNNIndonesia.com, Minggu (10/11). [CNN Indonesia]
0 Response to "Beda dari PBNU, PKS Nilai Salam Agama Lain Bukan Toleransi"
Post a Comment