Gerindra Minta Jatah 3 Posisi Kementerian di Pemerintahan Joko Widodo - Ma'ruf Amin

Jakarta
- Isu Partai Gerindra meminta 3 pos menteri di kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin
rupanya bukan isapan jempol. Waketum Gerindra Arief Poyuono mengakui hal
tersebut.
"Ya
sepertinya kita memang akan minta 3 posisi kementerian di pemerintahan Joko
Widodo-Ma'ruf Amin, tapi semua itu bergantung dengan Presiden Joko Widodo yang
punya hak menyusun kabinet," ungkap Poyuono kepada wartawan, Jumat
(4/10/2018).
Ada
tiga nama yang kabarnya disodorkan Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk masuk
ke Kabinet Kerja jilid II, yaitu Waketum Gerindra Edhy Prabowo, Waketum
Gerindra Fadli Zon, dan Sandiaga Uno, yang segera kembali ke partai berlambang
kepala burung Garuda itu. Poyuono menegaskan ketiganya punya kapabilitas dan
kompetensi di bidangnya masing-masing.
"Sandiaga,
Fadli, dan Edhy Prabowo mereka semua tokoh Gerindra yang kompeten dan cerdas
kok untuk bisa membantu pemerintahan Pak Joko Widodo, yang ke depan punya
tantangan dan ancaman problem besar dengan ekonomi kalau melihat situasi global
dan prediksi bank dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya akan
tumbuh di bawah 5 persen," tuturnya.
"Dan
tentu saja mereka bertiga akan bisa membantu pemerintahan Joko Widodo
nantinya," lanjut Poyuono.
Meski
begitu, Poyuono menyebut Gerindra menyadari Jokowi harus membicarakan terlebih
dahulu dengan partai-partai koalisi pendukungnya. Hanya saja, Gerindra merasa
bargaining 3 menteri wajar dilakukan mengingat posisinya sebagai 3 besar
pemenang pemilu.
"Wajar
kita minta 3 posisi karena Gerindra kan partai tiga besar di parlemen. Tapi
sekali lagi semua itu saya rasa Pak Joko Widodo juga harus membicarakan dengan
Parpol yang mengusungnya, tidak hanya dengan PDI Perjuangan ya, karena share
holder-nya Joko Widodo-Ma'ruf Amin di luar PDI Perjuangan, kalau digabung jauh
lebih besar," sebut Poyuono.
Dia
lalu berbicara soal loyalitas partai-partai pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
Poyuono mengingatkan soal kabinet Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono di
periode keduanya, yang juga ada masalah dengan partai koalisinya.
"Belajar
dari periode kedua SBY, parpol yang berkoalisi di pemerintahan hanya akan loyal
di tahun pertama saja, tidak akan sampai 5 tahun. Apalagi jika Joko Widodo gagal
menghindar dari terpaan krisis ekonomi dan banyak buat program yang tidak
pro-rakyat pasti ditinggal mereka, apalagi biasanya mereka sudah siap siap
untuk Pemilu 2024," ucap dia.
Untuk
itu, Poyuono menyarankan agar Jokowi mengisi pos-pos menteri dengan tokoh-tokoh
profesional. Periode kedua Jokowi disebutnya akan menjadi tantangan
kepemimpinan eks Gubernur DKI itu.
"Saran
saya sebagai kawan kepada Joko Widodo dalam menyusun kabinet harus benar-benar
diisi oleh tokoh tokoh yang profesional, kapabel dan bisa kerja di bidangnya.
Jangan hanya didasarkan pada yang disodorkan parpol," kata Poyuono.
"Sebab
periode kedua kepemimpinan Joko Widodo adalah sebagai penilaian bagi Joko
Widodo oleh masyarakat apakah dia akan ditulis dengan tinta emas dalam sejarah Indonesia
sebagai Presiden yang berhasil atau ditulis dengan arang batok sebagai Presiden
gagal," sambungnya.
Seperti
diketahui, Gerindra diisukan masuk barisan partai pendukung Jokowi. Isu itu
kian santer setelah Gerindra mengajukan konsep-konsep pemerintahan ke Jokowi.
Waketum
Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyatakan, jika konsep-konsep yang diajukan Prabowo
Subianto diterima oleh Jokowi, partainya siap memperkuat pemerintahan. Namun,
jika tidak, Gerindra akan tetap berada di luar.
"Kalau
diterima, ya, kita masuk, kalau belum bisa diterima ya kemungkinan kita
memperkuat pemerintahan dari luar," kata Dasco kepada wartawan, Jumat
(4/10).
Konsep
ini belum pernah diumbar oleh Gerindra. Namun Dasco pernah berbicara tiga
konsep yang diajukan ke Jokowi, yaitu konsep soal ketahanan pangan, ketahanan
energi, dan ketahanan ekonomi. [detik.com]
0 Response to "Gerindra Minta Jatah 3 Posisi Kementerian di Pemerintahan Joko Widodo - Ma'ruf Amin"
Post a Comment