Gerindra Minta Maaf, Jelaskan soal Prabowo Singgung Pilihan Politik Ani Yudhoyono

Jakarta
- Partai Gerindra menegaskan tidak ada maksud buruk dari pernyataan sang ketum,
Prabowo Subianto, yang menyinggung pilihan politik istri Presiden ke-6 RI
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono, pada pilpres. Gerindra pun
meminta maaf kepada SBY dan keluarga jika tak berkenan dengan pernyataan itu.
"Kalau
itu memang dianggap kurang pas, kita mohon maaf. Tapi itu juga kan di satu sisi
menunjukkan memang Pak Prabowo ini memang orang yang apa adanya, dia ini bukan
politikus. Dia orang yang apa adanya, negarawan," kata Ketua DPP Partai
Gerindra Ahmad Riza Patria kepada wartawan, Selasa (4/6/2019).
Riza
mengatakan Prabowo memang orang yang polos dan apa adanya. Menurut dia, kala
itu eks Danjen Kopassus tersebut hanya ingin menunjukkan kedekatannya dengan
Ani Yudhoyono.
"Mungkin
di situ terlintas Pak Prabowo ingin menyampaikan bahwa kedekatan antara Pak
Prabowo dan keluarga, Bu Ani, Pak SBY. Ingin menyampaikan bahwa beliau baik
sama Pak Prabowo, baik sama yang lain. Gitu, kan. Ingin menunjukkan bahwa Pak
Prabowo kan memang menyampaikan Bu Ani orang yang hebat, luar biasa, istri
prajurit yang baik. Kita tahu Bu Ani itu kan memang orang yang luar biasa,
aktivitasnya selama 10 tahun mendampingi Pak SBY banyak sekali
prestasinya," tuturnya.
Riza
pun berharap persoalan ini tak lagi diperpanjang. Apalagi SBY sendiri melalui
elite Partai Demokrat telah menyampaikan agar persoalan ini tak perlu lagi
dibahas.
"Nggak
ada maksud apa-apa dari Pak Prabowo menyinggung pilihan politik Ibu Ani. Itu
hanya terlintas saja. Ya itulah kalau kita ingin membedakan politisi dengan
yang bukan politisi. Pak Prabowo itu negarawan, patriotik, nasionalis, dan
polos apa adanya, jadi terlintas disampaikan," kata Riza.
Sebelumnya,
momen kekecewaan SBY terhadap Prabowo itu sempat viral di media sosial. Netizen
menyoroti soal gestur SBY yang berubah saat Prabowo berbicara tentang pilihan
politik Ani Yudhoyono pada Pilpres tahun 2014 dan 2019. Video yang dinarasikan
sang jenderal tengah tersinggung itu memperlihatkan gestur SBY yang semula
memainkan jari langsung berubah menjadi bersedekap.
Elite
Demokrat kemudian ramai-ramai menjelaskan bahwa saat itu sang ketum memang
merasa tidak nyaman atas pernyataan Prabowo. Namun mereka mengungkapkan SBY
sendiri sudah memaafkan pernyataan capres yang diusungnya pada Pilpres 2019
itu.
"Karena
ini di bulan Ramadhan dan tanggal 5 besok kita sudah merayakan Idul Fitri, Pak
SBY dan keluarga besar menyampaikan telah memaafkan pernyataan Pak Prabowo yang
tidak pada tempatnya," kata Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitandaon
kepada wartawan, Selasa (4/6/2019). [detik.com]
Ya itulah kalau kita ingin membedakan politisi dengan yang bukan politisi.
ReplyDeletePenggalan sigini aja udah bisa ditafsirkan.masih kampanye aje lu..mau banding²kan....ya jelas gak sebanding.hhhaaha