Anak-anak Nekat Ikut Aksi di MK Naik Mobil Bak dan Mengemper

Jakarta,
-- "Hanya ingin ikut keramaian. Di sana (Tangerang) bosan," ujar
Andriansyah saat aksi mengawal putusan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah
Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis (27/6). Alasan itu juga diiyakan sejumlah
temannya.
Anak
berusia 16 tahun itu merupakan siswa jurusan multimedia di salah satu sekolah
menengah kejuruan (SMK) di Tangerang. Bersama ketujuh temannya, Andriansyah
nekat berangkat ke Jakarta dengan menyetop mobil bak.
Mereka
tiba di Jakarta pada Rabu (26/6) malam pukul 19.30 WIB. Andriansyah dan
sejumlah temannya tidur 'mengemper' di luar Monas dengan beralas sarung sembari
menunggu matahari terbit keesokan hari.
Kepada
CNNIndonesia.com, delapan anak dengan kaos hitam seragam bertuliskan 'Keluarga
Besar Pecinta Habib Bahar' itu tiba di Jalan Medan Merdeka Barat sejak
pagi tadi, sekitar pukul 06.30 WIB.
Andriansyah
mengatakan dirinya dan ketujuh temannya yang masih duduk di bangku SMP dan SMA
ingin memanfaatkan liburan kenaikan kelas dengan terlibat di dalam keramaian
aksi.
Mereka
menyatakan sudah mendapat izin dari orang tua. "Orang tua sudah izinin,
mereka bilang, 'Ya sudah hati-hati'," ucap Andriansyah menirukan ucapan
ibunya.
Bermodalkan
uang Rp5 ribu, mereka nekat berangkat ke Jakarta. Beruntung, di lokasi aksi
mereka mendapat logistik makanan dan minuman dari para peserta aksi
Halalbihalal dan Tahlil Akbar 266.
Andriansyah
mengatakan keterlibatan mereka atas kehendak sendiri. Tidak ada koordinator
yang memerintahkan mereka.
Tuntutan
mereka tak tanggung-tanggung, MK mendiskualifikasi pasangan Joko Widodo-Ma'ruf
Amin dan meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Prabowo Subianto-Sandiaga
Uno sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.
Menurut
Andiansyah, dengan penetapan Prabowo-Sandiaga sebagai presiden dan wakil
presiden, maka Rizieq Shihab bisa dipulangkan ke Indonesia dan Bahar bin Smith
dapat dibebaskan dari segala tuntutan hukum.
"Kalau
Prabowo menang, guru besar bisa pulang dan Habib Bahar bebas," tuturnya.
Di
Jalan Medan Merdeka Barat, mereka bersua dengan enam orang yang berasal dari
Bogor Jawa Barat yang juga merupakan pengagum Bahar bin Smith. CNNIndonesia.com
mengetahui kalau keenam orang dari Bogor tersebut sebelumnya juga terlibat
dalam aksi Rabu (26/6) kemarin.
Seperti
halnya sejumlah anak dari Tangerang, keenam orang dari Bogor itu juga
menyambangi Jakarta dengan menyetop mobil bak.
Seorang
anak yang bergaya khas Bahar bin Smith dengan rambut panjang dan peci putihnya,
Muhammad Jefry Pratama (15) berharap MK memutus sengketa dengan adil. Adil,
menurutnya adalah mengabulkan semua gugatan tim kuasa hukum 02.
Aksi
bertajuk Halalbihalal dan Tahlil Akbar 266 bukanlah kali pertama yang diikuti
sejumlah anak yang berasal dari Tangerang dan Bogor tersebut.
Jefry
menyatakan dirinya dan beberapa kawan pernah terlibat dalam demonstrasi 21-22
Mei 2019 lalu di sekitar Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Tanahabang.
"Saya
ikut juga 22 Mei di Tanahabang. Malah ikut rusuh juga," aku Jefry sembari
tertawa.
Sidang
sengketa pilpres yang dilayangkan kubu Prabowo-Sandi diregister MK dengan nomor
01/PHPU-PRES/XVII/2019. Permohonan sengketa pilpres ini dilayangkan kubu
Prabowo-Sandi yang menuding ada kecurangan bersifat terstruktur, sistematis,
masif (TSM) dalam pelaksanaan pemilu.
Dalam
sidang sengketa pilpres ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi pihak termohon,
paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf menjadi pihak terkait, dan Bawaslu RI hanya
menjadi pihak pemberi keterangan.
Setelah
menggelar Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH), pembacaan putusan sengketa hasil
Pilpres 2019 akan dilakukan dalam sidang pleno pada 27 Juni mulai pukul 12.30
WIB. [CNN Indonesia]
0 Response to "Anak-anak Nekat Ikut Aksi di MK Naik Mobil Bak dan Mengemper"
Post a Comment