Setuju SBY, PSI : Capres Yang Salat Subuh Hanya untuk Kampanye

Jakarta
- Sorotan Ketum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal urutan
kampanye akbar Prabowo-Sandiaga disambar PSI. Partai berciri khas warna merah
ini juga menyebut kampanye Prabowo-Sandi di GBK tak lazim dan tak inklusif.
"Kali
ini saya setuju dengan Pak SBY bahwa kampanye Prabowo tidak lazim dan tidak
inklusif," ujar Sekjen PSI Raja Juli Antoni kepada wartawan, Minggu
(7/4/2019).
Ketidaklaziman
dan ketidakinklusifan itu, kata Antoni, sudah tejadi sejak awal masa kampanye.
Sejak awal, dia melanjutkan, Prabowo mempolitisasi agama untuk memperkuat basis
politiknya.
Prabowo,
kata Antoni, menyelenggarakan ijtimak ulama untuk mencitrakan dirinya presiden
pilihan ummat Islam. Sejak awal, masih kata Antoni, pencalonan Prabowo tidak
lazim dalam konteks negara berdasarkan Pancasila, tidak inklusif, tidak
merepresentasikan kebhinnekaan Indonesia.
"Namun
rakyat kita sudah cerdas. Mereka tahu siapa ulama sebenarnya, mana ulama yang
abal-abal. Mana santri beneran dan mana santri KW mesti pakai sarung dan
kibarkan bendera NU. Rakyat juga sudah tahu siapa Presiden yang menjalankan
perintah agama dan mana Presiden yang hanya salat subuh untuk kampanye
saja," ulasnya.
"Sekali
lagi saya setuju dengan Pak SBY kali ini. Sebagai mantan Presiden pandangan Pak
SBY ini patut dijadikan rujukan bagi parah pemilih," imbuh Antoni yang
menyatakan pernyataannya soal kampanye Prabowo-Sandi itu disarikan dari dialog
Safari Intoleransi PSI di Ende, NTT. [detik.com]
0 Response to "Setuju SBY, PSI : Capres Yang Salat Subuh Hanya untuk Kampanye"
Post a Comment