Prabowo Sebut Selang Cuci Darah Dipakai 40 Orang, Pihak RSCM Langsung Tegas Bilang seperti ini...

Calon
presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut masalah keuangan di Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan membuat kualitas layanan di rumah
sakit terabaikan. Hal itu diklaim membuat rumah sakit menggunakan satu selang
cuci darah untuk beberapa pasien.
Hal
itu dikatakannya dalam Ceramah Kebangsaan Akhir Tahun Prabowo Subianto, di
Hambalang, Bogor, yang diunggah di di laman Facebook-nya, Minggu (30/12/18).
"Saya
dapat laporan di RSCM ada alat pencuci ginjal, harusnya itu punya
saluran-saluran dari plastik, dari karet, dari alat-alat dipakai satu orang
satu kali. Saya dengar di RSCM hari ini dipakai 40 orang," kata Prabowo,
disambut suara terkejut sejumlah peserta yang hadir.
"Orang
sakit ginjal harus hidup dari pencucian darah. Bisa dapat macam-macam [penyakit
jika selang dipakai banyak orang]. Hepatitis A, B, C, malaria, HIV. Bayangkan.
Ini menurut saya, negara kita ini gagal melayani rakyat," ujarnya.
Tak
hanya itu, Prabowo juga mengklaim permasalahan keuangan di BPJS Kesehatan juga
membuat pemberian gaji para tenaga medis tertunggak beberapa bulan.
"Rumah
sakit sudah tidak dibayar berbulan-bulan. BPJS sudah utang. Tokoh-tokoh dokter
di beberapa tempat tidak dibayar gaji enam bulan, dokter dan paramedis,"
kata Prabowo.
Sebelumnya,
klaim serupa pernah disampaikan oleh Direktur Komunikasi dan Media Badan
Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo, saat
berkunjug ke kantor CNN Indonesia TV, Kamis (20/12/18).
Ia
menyebut masalah defisit anggaran di BPJS Kesehatan memaksa sejumlah rumah
sakit umum daerah untuk mengurangi kualitas layanannya kepada pasien.
Di
antaranya, memakai selang cuci ginjal berulang kali oleh beberapa orang, alat
kesehatan kualitas rendah dan bukan orisinal alias KW. Di samping itu, pembayaran BPJS Kesehatan
kepada rumah sakit menunggak selama enam bulan, pemberian gaji kepada dokter
menunggak hingga tiga bulan.
"Pasien
cuci darah alat dipakai sekali, disposable. Di Indonesia sudah lama dipakai
tiga kali, tujuh kali, belakangan [dipakai] 40 kali," ujarnya.
Hashim
menyebut hal itu berdasarkan pengakuan enam dokter kepadanya. Namun, ia enggan
mengungkap lebih jauh identitas tenaga medis itu kepada pewarta.
Menurut
Hashim, yang dilakukan para dokter itu, seperti pemakaian selang cuci darah
berulang, karena terpaksa oleh keadaan.
"Pasien
kami kena hepatitis semua. Kami malpraktek, fraud, dipaksa pemerintah. Meski
hati nurani tidak sesuai," kata Hashim menirukan para dokter itu.
Terkait
hal ini, Direktur Medik dan Keperawatan RSCM Sumariyono membantah pihaknya
menggunakan satu selang cuci darah untuk beberapa orang. Menurutnya, RSCM menerapkan
dua jenis penggunaan alat kesehatan, yakni sekali pakai (single use) dan
pemakaian berulang (reuse).
Untuk
selang cuci darah sendiri, RSCM menurut Sumariyono memang sempat menggunakannya
untuk beberapa kali pemakaian namun hanya untuk pasien yang sama.
"Kami
sejak 2012 sudah menggunakan single use, satu kali untuk satu pasien,"
ucap Sumariyono.
Kalau
untuk mesin cuci darah atau dialiser menurutnya memang digunakan untuk berulang
kali dan banyak pasien.
"Mesin
digunakan banyak pasien. Mesin untuk menggerakkan [darah dalam proses
hemodialisis] saja," ucapnya.
Direktur
Utama RSCM Lies Dina Liastuti juga menepis tudingan bahwa masalah anggaran di
BPJS Kesehatan berdampak pada pemberian gaji bagi tenaga medis. Pihaknya sudah
mengatur efisiensi anggaran lewat Kendali Mutu Kendali Biaya (KNKB).
Alhasil,
pihak RS bisa menyisihkan dana untuk gaji ataupun remunerasi pegawai.
"Rumah
sakit pemerintah sudah memiliki rancangan anggaran, alokasi per bulan sudah
mengatur. RSCM tidak pernah gagal bayar ke pegawai," kata Lies.
Lies
mengakui kadang ada keterlambatan pencairan dana dari BPJS Kesehatan kepada
pihaknya hingga dua bulan. Namun, itu diakuinya tak berdampak pada layanan.
Sebab,
RSCM bisa menerapkan sistem subsidi silang berkat pengelolaan unit layanan
non-BPJS Kesehatan yang memberi profit. Misalnya, paviliun Kencana.
"[Keterlambatan
BPJS Kesehatan] 1-2 bulan sekarang. Tapi pendapatan RSCM begitu besar. Misalnya
dari paviliun, piutang lancar, enggak macet. Kalaupun [pembayaran] terlambat
[BPJS Kesehatan] pasti akan bayar," tuturnya.
Di
samping itu, lanjut Lies, ada pula layanan jaminan kesehatan jenis lain di luar
BPJS Kesehatan, seperti Jasindo dan Jamkesda.
"BPJS
Kesehatan satu bagian saja. Setiap menajemen cari alternatif lain, enggak
berpaku pada [BLJS Kesehatan] itu, bagaimana subsidi silang," jelas dia.
"Saya
berharap [isu] ini tidak jadi meresahkan masyarakat," tandas Lies.
Sebelumnya,
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris mengklaim defisit keuangan lembaganya
mencapai Rp16,5 triliun. Sementara, hasil audit Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) menyebut defisit lembaga itu sebesar Rp10,98 triliun.
Pemerintah
pun sudah menyuntikkan dana dari APBN sebesar APBN untuk BPJS Kesehatan
mencapai Rp10,25 triliun dalam dua tahap untuk menutup defisit itu.
Sumber
: cnnindonesia.com
0 Response to "Prabowo Sebut Selang Cuci Darah Dipakai 40 Orang, Pihak RSCM Langsung Tegas Bilang seperti ini..."
Post a Comment