Fahri Hamzah Anggap Pidato Kebangsaan Prabowo Gagal

Wakil
Ketua DPR Fahri Hamzah turut berkomentar terhadap pidato kebangsaan 'Indonesia
Menang' yang disampaikan oleh capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Tanggapan
Fahri itu ditulis di dalam akun Instagram pribadinya dengan judul
"Kegagalan Pidato Prabowo".
Menurut
Fahri, Prabowo telah gagal menunjukkan kepada publik bahwa ia berbahaya dan
menakutkan seperti keinginan lawan politik capres nomor urut 02 itu.
"Maaf
Pak @prabowo, Bapak gagal menunjukkan kepada publik dan rakyat Indonesia bahwa
bapak berbahaya dan menakutkan, seperti keinginan musuh-musuh politik
Bapak," tulis Fahri di akun Instagramnya, Selasa (15/1).
Kemudian,
Fahri memberi saran ke segenap tim sukses Prabowo. Fahri meminta agar BPN
mendorong Prabowo dan Sandi jika terpilih nanti untuk berkomitmen membayar
utang Indonesia yang dibuat oleh pemerintah sebelumnya.
"Sebab
saya duga ada yang menghasut keluar bahwa kalau mereka memimpin, utang NKRI
nggak bakalan dibayar. Bayar aja, berapapun!," tegas Fahri.
Menurut
Fahri, Prabowo hanya perlu melampaui trauma dan phobia yang sudah kadung
disebar oleh lawan politiknya bahwa mantan Pangkostrad itu adalah sosok yang
berbahaya dan mengancam demokrasi di Indonesia. Meski begitu, Fahri
berpendapat, pendukung militan Prabowo kecewa atas pidato yang disampaikan
Prabowo dengan tema Indonesia Menang.
Namun
demikiran, menurut Fahri, anggapan Prabowo seram dan mengancam itu sirna
seketika setelah Prabowo memutuskan untuk menggaet Sandiaga Uno sebagai
cawapres. Serta pernyataan Prabowo yang bakal merangkul semua ke dalam kabinet
jika ia terpilih menjadi presiden.
"Pidato
Prabowo malam ini mungkin mengecewakan pengikut militan. Tapi bagus memberi
sinyal bahwa dalam pemerintahannya bersama Sandiuno semua dapat tempat. Bahkan
musuh-musuhnya. Itu sejarah Prabowo. Tidak punya kebiasaan balas dendam,"
ujar Fahri.
"Tapi
saya tahu, seberapa “serem” dan “bahaya” Prabowo mau digambarkan. Untung
Prabowo memilih Sandiuno yang bukan seorang simbol Islam, bisa habis waktu
untuk menjelaskan tuduhan bahwa ini adalah kombinasi “nasionalis radikal dan
Islam radikal”. Kalau kemarin seorang ulama dipaksakan, Prabowo akan dituduh
bersekongkol dengan Islam radikal untuk membentuk khilafah. Lalu rakyat akan
ditakutkan bahwa Prabowo ditunggangi oleh teroris dan ekstrimis untuk membajak
NKRI. Jenderal merah putih itu akan dilumuri fitnah," imbuhnya.
Fahri
menyebut, Prabowo beruntung karena memiliki cawapres seorang anak muda yang
memiliki jejak modern seperti Sandi.
Sosok Sandi akan sulit untuk membuat stigma terhadap Prabowo bahwa ia radikal
dan ekstrim.
"Untung
calon wapres pilihan Prabowo adalah seorang anak muda @sandiuno yang jejaknya
“modern”. Mencari cara untuk membuatnya nampak radikal dan ekstrem susah
sekali. Kecewalah segala rekayasa dan matilah semua jurus. Mati kutu!,"
terang Fahri.
Menurut
Fahri, pada periode sebelum pemilu 2014, Prabowo dituduh sebagai sosok psikopat
dan gila oleh seorang jenderal yang berada di dalam rezim pemerintah saat ini.
Namun, Prabowo tidak pernah membalas fitnah itu dengan fitnah kembali.
"Tahun
2013-2014 lalu dalam kurun Pilpres 2014 beliau Prabowo dituduh psikopat dan
gila oleh seorang mantan jenderal yang punya banyak bisnis dalam rezim ini.
Beliau tidak pernah membalas. Semua dianggap sahabat di jalan yang
berbeda," ungkap Fahri.
Namun,
Fahri melanjutkan, segala bentuk fitnah terhadap Prabowo pada 2014 lalu telah
hilamg. Momen jelang Pemilu 2019 adalah titik pertama bagi Prabowo untuk bisa
menang.
"Semua
tuduhan dalam Pilpres 2014 sudah hilang. Satu-satunya yang belum adalah
menempelkan Prabowo dengan cap “Islam radikal”. Hampir saja sukses.
Alhamdulilah sekarang, semua tuduhan hilang. Sebuah titik awal Debat Pertama
yang akan lengang. Ia akan menang," tutup mantan politikus PKS itu.
[kumparan.com]
0 Response to "Fahri Hamzah Anggap Pidato Kebangsaan Prabowo Gagal"
Post a Comment