Dorong Anies Tegas soal Serapan Anggaran, Wakil Ketua DPD Gerindra Ungkit Ahok
Jakarta
- Serapan anggaran Pemprov DKI masih rendah. Partai Gerindra DKI meminta
Gubernur Anies Baswedan tegas ke bawahannya yang tak maksimal bekerja. Sikap
Gubernur terdahulu, Basuki T Purnama (Ahok) diulas kembali.
"Penyerapan
anggaran ini harus dilihat gubernur sebagai lampu kuning, yakni
hati-hati," kata Wakil ketua DPD Partai Gerindra DKI, Syarif, soal serapan
anggaran sampai November ini, kepada detikcom, Senin (12/11/2018).
Sebelumnya,
Anies menyatakan serapan anggaran yang rendah ini karena proses pembayaran yang
berbelit. Syarif mendorong agar Anies segera memperbaiki sistemnya. DPRD DKI
dikatakannya sudah mewanti-wanti Anies untuk memperbaiki sistem penggunaan
anggaran.
Sekretaris
Komisi A (Bidang Pemerintahan) DPRD DKI ini melihat ada tiga faktor yang
melatarbelakangi penyerapan anggaran Pemprov DKI rendah. Pertama adalah
perencanaan dan eksekusi yang buruk. Namun, pihak eksekutif yakni Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang gagal mengeksekusi tidak ditegasi oleh Anies.
"Dulu
zaman Ahok kan mereka (SKPD) takut, sedikit-sedikit pecat. Sekarang, Pak Anies
agak lembut toh juga tidak maksimal. Pak Anies seharusnya melakukan terobosan,"
sorot Syarif.
Anies
diharapkannya mampu mendorong aparat pemerintahan untuk kreatif. Anies juga
diminta untuk menguatkan kontrak target untuk semua kepala dinas, bila target
tidak tercapai maka kepala dinas diminta mundur.
"Dulu
di zaman Ahok seperti itu. Tapi Ahok itu tidak pasnya ada pada aspek belum
dipecat tapi sudah mengancam-ancam. Saya pikir, kalau mau pecat ya pecat
saja," kata dia.
Anies
perlu membuat terobosan, yakni tegas terhadap bawahannnya yang tidak mencapai
target namun tanpa main ancam. Menurut Syarif, itu adalah antitesis dari sikap
Ahok era dulu. Dia meminta penyerapan anggaran harus di atas 85%.
"Ini
hasil telaah saya secara objektf, dan Pak Gubernur harus segera berbenah. Sudah
dua tahun ini saya memperhatikan kondisi ini, menejlang pergantian Ahok sampai
Anies sekarang. Tegas saja, Pak Anies!" ujar Syarif.
Faktor
kedua yang dinilainya memengaruhi rendahnya penyerapan anggaran yakni
koordinasi antara unit dan SKPD yang tidak baik. Ketiga, yakni mentalitas
birokrasi yang lebih cari aman dan takut melakukan inovasi, akibatnya birokrat
tak berani mengeksekusi program. Perlu pula ada sanksi tunjangan kinerja daerah
bila penyerapan anggaran rendah. Sanskinya adalah pemotongan 30% TKD. Ketagasan
Anies diperlukan untuk menata SKPD.
"Pak
Anies harus lebih tegas dan memilih pejabat yang kompeten dan punya nyali,
tentu integritas penting," tandasnya.
Sebelumnya
diberitakan, total alokasi belanja pada 2018 ini ialah Rp 75 triliun. Anggaran
yang baru terserap sebesar Rp 41 miliar. Total serapan belanja langsung dan
belanja tak langsung baru 54,7%.
Gubernur
Anies mengakui serapan anggaran DKI masih rendah di akhir tahun. Salah satu
kendalanya adalah proses pembayaran yang berbelit. Untuk mengurus pembayaran,
SKPD memilih menagih di ujung tahun daripada menagih tiap tiga bulan. Ada pula
sebab lain yakni pembayaran tunai untuk pembelian tanah yang dia hindari,
konsekuensinya memang menyebabkan sereapan anggaran rendah. Anies ingin
pembelian tanah dilakukan lewat non-tunai sehingga tata kelolanya lebih
terjamin dari masalah.
Sumber
: detik.com
0 Response to "Dorong Anies Tegas soal Serapan Anggaran, Wakil Ketua DPD Gerindra Ungkit Ahok"
Post a Comment