.ignielMiddleAds {display:block; margin:10px 0px; padding:0px;}

Demi suara Pemilu, Demokrat izinkan kadernya dukung Jokowi



Gubernur Papua Lukas Enembe (kiri) bersama Wakil Gubernur Klemen Tinal (kanan) usai dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9/2018). Lukas, walau kader Partai Demokrat tapi mendukung capres Jokowi-Ma'ruf.
Berita Pojok -- Partai Demokrat mengizinkan sebagian pengurus daerahnya mendukung Calon Presiden-Wakil Presiden Joko 'Jokowi' Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Padahal Demokrat, secara resmi mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno.
Menurut Kepala Divisi Advokasi Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahean, partainya tak akan menjatuhkan sanksi kepada salah satu kadernya, Lukas Enembe. Lukas, Gubernur Papua usai yang dilantik Rabu (5/9/2018) menyatakan, kader Demokrat di Papua akan mendukung Jokowi-Ma'ruf.

Ferdinand menjelaskan, Papua adalah satu ada empat provinsi yang mendukung Jokowi-Ma'ruf. Dua provinsi yang diprediksi paling signifikan menyumbang suara adalah Papua dan Sulawesi Utara. Alasan partai berlogo Merci itu mengizinkan kadernya 'mbalelo', demi menjaga suara di Pileg 2019.
"Kader kami di sana juga tidak boleh jadi kesulitan mencari pemilih bagi caleg-caleg kami. Jadi nanti kami akan cari formula khusus supaya Demokrat juga hidup, kami juga bisa memenangkan Pak Prabowo nanti," ujarnya di kediaman SBY, Jalan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (9/9/2018) seperti dikutip dari Liputan6.com.
Dari pengurus DPD di 34 provinsi yang melakukan rakorda, ada 23 provinsi yang meminta berkoalisi dengan Prabowo-Sandiaga.
Ferdinand menjelaskan, ada tujuh provinsi yang meminta Demokrat berkoalisi mendukung pasangan Jokowi. Tapi proporsinya tak signifikan, alias bedanya tipis. Misalnya antara 51 persen lawan 49 persen, atau 52 persen versus 48 persen.
"Hanya 4 provinsi yg memang signifikan, tinggi sekali 70 kontra 30, 65 kontra 35 persen yang memang menghendaki mendukung Pak Jokowi," ujarnya seperti dikutip dari Merdeka.com.
Sedangkan di Papua, proprosinya timpang sekali, 92 persen melawan 8 persen. Jadi Partai Demokrat memaklumi langkah Lukas Enembe. Menurut Ferdinand, Demokrat tak mau jika kader-kadernya di Papua kehilangan dukungan karena mengusung Prabowo-Sandiaga di Pilpres.
Setidaknya ada empat dedengkot pengurus daerah Demokrat yang mendukung Jokowi. Selain Lukas Enembe, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB). Lalu mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, bahkan menjadi salah satu juru bicara Jokowi-Ma'ruf. Lalu Ketua DPD Jawa Timur Soekarwo juga mendukung Jokowi.
Walau mengizinkan kadernya mendukung rival jagoannya, Partai Demokrat membantah jika disebut main 'dua kaki'. Menurut Wakil Sekjen Demokrat Andi Arief kadang ada beda keperluan antara Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pilpres.
Menurut Andi, beda kepentingan antara Pileg dan Pilpres itu sudah dibicarakan dengan Prabowo. "Tapi memang misalnya kayak di NTT, di Bali, Papua kan memang di sana bukan basis Prabowo," tutur Andi di Jakarta, Minggu (9/9/2018).
Sedangkan Gerindra, menolak mencampuri urusan internal Partai Demokrat. Kepada detikcom, anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade memastikan koalisi dengan Partai Demokrat tetap solid.
"Yang pasti sampai saat ini koalisi empat partai ini (Gerindra-PKS-PAN-Demokrat) sangat solid, termasuk Demokrat yang selama ini pimpinan PD selalu hadir dalam rapat-rapat kami," kata dia, Minggu (9/9/2018).

Sumber : beritagar.id

0 Response to "Demi suara Pemilu, Demokrat izinkan kadernya dukung Jokowi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel