Di Hari Sumpah Pemuda, Anies Sebut Ketimpangan Makin Melebar

Jakarta,
-- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memimpin apel peringatan Hari Sumpah
Pemuda, Senin (28/10). Usai membacakan amanat mengenai Sumpah Pemuda, Anies
berbicara terkait ketimpangan di Indonesia.
Menurut
Anies, kesatuan yang dihadirkan negara harus diikuti dengan rasa keadilan tanpa
ketimpangan.
Anies
menyebut ketimpangan antarnegara di dunia semakin berkurang saat ini. Namun,
hal ini berbeda dengan ketimpangan di dalam negeri, bukan hanya di Indonesia.
"Jadi
ketimpangan antarnegara sudah mengecil, tapi ketimpangan dalam negaranya yang
melebar dan itu dialami seluruh negara di dunia," kata Anies di Silang
Monas, Jakarta Pusat.
Meskipun
Indonesia termasuk kelompok G-20, negara dengan ekonomi kuat, namun menurutnya
hal itu tidak sebanding dengan kondisi di dalam negeri.
"Coba
perhatikan, Indonesia masuk G-20 kan berarti kita masuk top 20, India top 20,
begitu sampai di dalam negerinya ada ketimpangan luar biasa," kata Anies.
"Artinya
apa? Pembangunan beberapa wilayah sudah begitu pesat sehingga dia bisa setara
dengan wilayah lain, tapi sebagian tempat lainnya belum," tambahnya.
Di
Hari Sumpah Pemuda, Anies Sebut Ketimpangan Makin Melebar Suasana kampung di
Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. (CNN Indonesia/Dhio Faiz)
Karena
itu, menurut Anies jika ingin mewujudkan persatuan seperti amanat Sumpah
Pemuda, maka diperlukan pengentasan ketimpangan terlebih dahulu. Dia mengatakan
setiap kebijakan harus memperhitungkan faktor keadilan bagi setiap orang.
Anies
menyebut contoh kebijakan terkait harga properti yang terus naik dan berimbas
pada pajak bangunan para pensiunan aparatur sipil negara (ASN). Menurutnya,
kebanyakan para pensiunan tak mampu membayar pajak bangunan.
Dia
mengatakan dalam hal ini pemerintah harus mengambil andil agar mereka yang
sudah berjasa kepada negara diberikan keadilan untuk tetap tinggal.
"Kalau
kita tidak memikirkan keadilan ya sudah efeknya secara pelan-pelan kita
mengusir mereka dari Jakarta karena tidak bisa bayar pajak mereka menjual, lalu
lepas. Itu yang saya maksud," ujarnya.
Data
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan tingkat ketimpangan pengeluaran
penduduk yang diukur dari rasio gini berada di bawah 0,4. BPS mengukur
ketimpangan berdasarkan konsumsi, bukan pendapatan dan kekayaan.
Sementara,
kekayaan di Indonesia dinilai hanya dikuasai oleh segelintir orang tertentu.
Data Global Wealth Report pada 2018 yang dikeluarkan oleh Credit Suisse,
ketimpangan berdasarkan kekayaan 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai
46,6 persen kekayaan nasional, meningkat dari 45,4 persen pada 2017.
Pada
Maret 2019, BPS melansir tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang
tercermin dari rasio gini berada di posisi 0,382. Angka itu menurun
dibandingkan Maret 2018 sebesar 0,389, dan September tahun lalu, yaitu 0,384.
Semakin
tinggi angka rasio gini, berarti ketimpangan semakin melebar. Sebaliknya, kalau
angka rasio gini mengecil, maka ketimpangannya semakin kecil. Ketimpangan yang
lebar menandakan bahwa ketidakmerataan pengeluaran masyarakat. [CNN Indonesia]
0 Response to "Di Hari Sumpah Pemuda, Anies Sebut Ketimpangan Makin Melebar"
Post a Comment