Tim Jokowi Nilai Amien Rais Alami Gejala Post Power Syndrome

Jakarta,
-- Juru Kampanye Nasional Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-Ma'ruf
Amin, Dedek Prayudi mengkritik keras pernyataan Politikus senior PAN Amien Rais
yang menuduh presiden Jokowi totaliter dan otoriter.
Dedek
menilai pernyataan itu muncul lantaran Amien sedang mengalami gejala kejiwaan
akibat kehilangan kekuasaan atau 'post power syndrome' karena tak pernah
mencapai puncak karier politik yang dicita-citakannya.
"Saya
menilai Pak Amien itu tak mencapai puncak karier yang dicita-citakan padahal
usia beliau sudah uzur, sehingga saya sebut sebagai post power syndrome,"
kata Dedek kepada CNNIndonesia.com, Rabu (24/4).
Dedek
tak heran lagi mendengar berbagai tuduhan tak rasional yang dialamatkan Amien
untuk Jokowi lima tahun belakangan ini. Ia lantas menyinggung bahwa Amien
pernah berjanji akan jalan kaki Yogyakarta-Jakarta bila Jokowi terpilih di
Pilpres 2014.
"Tapi
sampai sekarang enggak pernah jalan kaki, lalu Pak Amien juga pernah mengatakan
pemilu ini perang uhud, perang badar, perang armageddon. Saya pikir ini hanya
kalimat irasional yang diucapkan oleh seseorang mengalami post power
syndrome," kata dia.
Dedek
menilai praktik kehidupan berdemokrasi di Indonesia pada saat pemerintahan
Jokowi 4,5 tahun belakangan memang masih belum sempurna.
Meski
demikian praktik kehidupan demokrasi di era Jokowi masih lebih baik ketimbang
periode presiden-presiden sebelumnya.
Ia
menilai Jokowi sedang berupaya keras untuk memperbaiki kualitas kehidupan
berdemokrasi di Indonesia menuju ke arah yang lebih baik.
"Di
saat itu [sebelum era Jokowi] ada pihak-pihak yang melakukan persekusi kemudian
dibiarkan. Nah di era sekarang ini pak Jokowi diwariskan hal demikian rupa, dan
pak Jokowi sedang memperbaiki hal itu," kata dia.
Tak
hanya itu, Dedek menilai penyelenggaraan Pemilu serentak tahun 2019 menunjukkan
Indonesia masih menjadi negara terbesar demokrasi di dunia.
Ia
menyatakan Pemilu 2019 ini dilakukan dengan sangat transparan dan tak ada yang
ditutup-tutupi seperti halnya terjadi di bawah kendali rezim yang otoriter.
"Jadi
kalau kita lihat size dalam pilpres kali ini sangat besar. Dan yg boleh dilihat
pilpres kali ini bisa di desain sedemikian terbuka," kata dia.
Selain
itu, Dedek menilai kritik Amien Rais kepada Jokowi itu tak lebih dari ungkapan
rasa kecewa akibat Prabowo-Sandiaga mengalami kekalahan di versi hitung cepat
(quick count).
"Pernyataan
itu nggak lebih karena Paslon Prabowo kalah di quick count saja," kata
dia.
Sebelumnya,
Amien menyebut demokrasi di era pemerintahan Joko Widodo berwatak demokrasi
seolah-olah. Menurut Amien penampakannya saja demokrasi, padahal substansinya
otoriter. [CNN Indonesia]
0 Response to "Tim Jokowi Nilai Amien Rais Alami Gejala Post Power Syndrome"
Post a Comment