Teddy : Jokowi hanya bisa dikalahkan dengan cara mengintimidasi pemilih Jokowi agar tidak ke TPS dan membuat chaos

Berkali-kali saya sudah katakan baik
di lapangan maupun di media sosial, Pemilih Jokowi itu sudah tetap dan pemilih
Prabowo pun sudah tetap, tidak akan berubah, apalagi pemilihan tinggal sebulan
lagi. Jokowi tetap ada di 54% ke atas dan Prabowo 32% ke bawah.
Artinya Pemilu sudah selesai dan
Jokowi lanjut Periode kedua. Lalu, apakah ada cara lain untuk mengalahkan
Jokowi? tentu saja ada. Satu-satunya cara agar Jokowi bisa kalah adalah dengan
membuat pendukung Jokowi tidak datang ke TPS dengan cara membuat kerusuhan dan
ketakutan.
Pertama,
Mulai sebarkan isu bahwa Jokowi dan KPU bekerjasama, itu untuk membuat
masyarakat yang kontra Jokowi marah. Jadi untuk menyebarkan ketakutan,
dibutuhkan orang-orang marah sebagai alat untuk menakut-nakuti dan membuat
rusuh.
Selain isu KPU curang, tentu membuat
dan menyebarkan berbagai berita bohong lainnya seolah-olah Jokowi melakukan
berbagai tindakan negatif. Sewa oknum ormas dan sewa tim media sosial untuk
menyebarkan berita bohong 24 jam sehari. Itu hal yang wajib disiapkan dan
dilakukan.
Kedua,
Bentrok harus diciptakan sebelum 17 April 2019, sebelum pelaksanaan pemilihan.
Suasana dibuat mencekam dan berharap pemerintah membuat status keadaan darurat
secara nasional. Hawa ketakutan disebar di media sosial dan oleh para oknum
ormas.
Ketiga,
Sebarkan isu bahwa TPS akan dikepung kontra Jokowi, mereka akan membawa yel-yel
yang menakutkan yang berpotensi terjadi bentrok. Jika KPU melarang, maka
masyarakat yang emosional itu akan bergerak untuk membuat tindakan yang bisa
menyebabkan bentrok sebelum Pemilihan.
Kalau tidak terjadi bentrok sebelu
pemilihan, maka disebarkan secara masif bahwa tiap TPS akan dikepung karena
Jokowi dan KPU curang, mulai propaganda, menyebarkan foto dan video persiapan
orang-orang yang akan menduduki TPS, agar pemilih Jokowi ketakutan.
Pokoknya jika tidak terjadi bentrok,
maka yang harus dilakukan adalah menyebarkan propaganda ketakutan secara masif,
sehingga bayangan suasana TPS mencekam akan menghantui setiap pendukung Jokowi.
Dengan harapan, pendukung Jokowi tidak ke TPS daripada mereka kenapa-kenapa.
Jadi ada 3 hal, Pertama adalah
menciptakan pemilih menjadi emosional. Kedua membuat bentrok sebelum pemilihan.
Ketiga, menyebarkan ketakutan agar pemilih jokowi tidak ke TPS, dan yang
terakhir adalah membuat kerusuhan di tiap TPS yang dimenangkan oleh Jokowi.
Jika semua cara dilakukan tetap tidak
membuat pemilih Jokowi takut, maka yang terakhir adalah mempermasalahkan dan
membuat keributan di TPS. TPS akhirnya bermasalah dan minta diulang. Hal ini
mereka lakukan di berbagai tempat di seluruh pelosok negeri, agar terlihat
banyak kecurangan.
Harus ribut dan bentrok di TPS agar
supaya pemilihan diulang di tiap TPS yang dimenangkan jokowi. Tujuannya tentu
bukan untuk memilih ulang tapi untuk membuat gelombang kerusuhan dimana-mana
lalu mendesak untuk membatalkan Pemilu. Ini langkah terakhir agar Jokowi tidak
jadi Presiden.
Kalau Pemilu batal, tidak diatur di
UU ada Pemilu ulang, maka negara chaos. Ini yg memang diinginkan oleh kelompok
radikal. Mereka ingin menumbangkan pemerintah untuk mengganti ideologi
Pancasila. Dan chaos adalah tujuan kelompok radikal timur tengah yang ada di
Indonesia.
Kalau sampai strategi menakut-nakuti
di TPS dijalankan, Jangan takut, karena pengamanan dari pihak kepolisian di TPS
sangat ketat, sehingga tidak bisa ada pihak lain yang bisa mencoba untuk
mengintimidasi pemilih Jokowi. Itu tindak pidana yang diatur di dalam UU
Pemilu.
Pemilih Jokowi jangan sampai takut
jika ada yang menyebarkan ketakutan seperti yang saya jelaskan. Bangsa ini
terlalu mahal untuk diserahkan kepada pihak yang tunduk pada asing dan takut
pada kelompok anti Pancasila.
0 Response to "Teddy : Jokowi hanya bisa dikalahkan dengan cara mengintimidasi pemilih Jokowi agar tidak ke TPS dan membuat chaos"
Post a Comment