Forum Warga: KJP Plus Era Anies Menyedihkan, Tidak Terkontrol

Jakarta,
-- Program Kartu Jakarta Pintar Plus era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
menuai kritik. Program KJP plus dinilai mengalami kemunduran dibandingkan
program KJP di era Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kritik
itu dilontarkan Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan
saat memaparkan catatan akhir tahun 2018 terkait kinerja Anies bertajuk,
"Janji Anies, Janji Manis", Kamis (10/1). Belum ada tanggapan resmi dari
pemerintah provinsi DKI Jakarta tentang kritik itu.
Tigor
menjelaskan program KJP yang kini disebut dengan KJP Plus, bukanlah murni
produk Anies. Program KJP Plus merupakan kelanjutan dari program bantuan
pendidikan untuk anak-anak tidak mampu yang dijalankan Ahok. Artinya, kata
Tigor, program KJP plus melenceng dari tujuan awal.
Menurutnya,
saat ini KJP Plus justru bebas digunakan untuk membeli apa saja yang dibutuhkan
oleh masyarakat kurang mampu seperti sembako, alat kecantikan, pakaian, dan lainnya.
"KJP
itu sudah bisa buat macam-macam tidak terkontrol, sekarang itu menyedihkan buat
kita. Menurut saya ini PR berat yang harus jadi tanggung jawabnya Gubernur
Jakarta," katanya saat diskusi di Jakarta Pusat, Kamis (10/1).
Bahkan,
dia berpendapat ada upaya kesengajaan dari Anies untuk menghancurkan KJP karena
itu bukan produk di zamannya.
"Jadi
seolah-olah dia mau mengatakan sistem KJP ini enggak beres," ujarnya.
Tigor
memberikan nilai enam dari skala 10 pada pengelolaan KJP Plus di era Anies.
Sementara
itu, Kepala Divisi Pendidikan dan Pengorganisasian Fakta Sumiati mengatakan
persoalan KJP Plus paling banyak terjadi di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.
Temuan itu berdasarkan investigasi yang dilakukan di lima wilayah DKI Jakarta.
Permasalahan
KJP Plus, kata Sumiati, berkaitan dengan sembako. Setiap kali datang ke pasar
tradisional, warga pengguna KJP Plus jarang mendapatkan sembako secara lengkap.
Padahal, kata dia, pengguna KJP Plus seharusnya mendapatkan lima kilogram
beras, susu UHT 1 karton isi 24 pak, satu kilogram ikan kembung, 20 butir
telur, satu kilogram daging sapi, dan satu ekor ayam.
"Pas
datang enggak lengkap misalnya hanya telur doang, ada juga yang dipaksa beli
air mineral dengan harga Rp5 ribu," ujarnya.
Sumiati
mengatakan hal itu terjadi di Pasar Ciplak, Kecamatan Jatinegara, Jakarta
Timur. Selain itu, Sumiati mengatakan, terdapat orang tua yang justru dengan
sengaja menggadaikan KJP Plus itu ke orang lain.
"Satu
KJP dia gadaikan Rp500 ribu untuk lima bulan," tuturnya.
Kasus
lainnya, guru-guru di sekolah swasta yang justru memegang KJP. Dia menemukan
kasus itu di Rorotan, Jakarta Utara.
"Saya
tanya ke orang tuanya sudah tanya belum sama gurunya, kenapa gurunya yang
megang. Orang tuanya bilang sudah tanya tapi malah diomel-omelin sama
gurunya," tuturnya. [CNN Indonesia]
0 Response to "Forum Warga: KJP Plus Era Anies Menyedihkan, Tidak Terkontrol"
Post a Comment