Miris !!! Lokasi Tsunami Selat Sunda Jadi Ajang Selfie, Jadi Sorotan Internasional
![Solihat dan tiga rekannya selfie di dekat lokasi bencana tsunami Selat Sunda, di daerah Banten. [The Guardian/Jamie Fullerton]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/12/26/99598-selfie-di-tsunami-banten.jpg)
Bencana
tsunami Selat Sunda yang melanda sejumlah kawasan di Lampung dan Banten,
menjadi sasaran sejumlah orang narsistik sebagai lokasi berswafoto alias selfie
. Fenomena ini menjadi sorotan media internasional.
Jamie
Fullerton, jurnalis The Guardian, merekam fenomena itu saat melakukan peliputan
bencana tsunami di pesisir pantai Banten. Ia kaget, karena banyak orang yang
selfie di daerah bencana itu hanya demi eksistensi serta mendapatkan banyak
like di media-media sosial.
Solihat
dan ketiga temannya sudah memilih gaya sendiri-sendiri untuk berpose selfie
sempurna mereka. Keempat perempuan berjilbab itu, berswafoto di salah satu
pantai di Banten.
Warna
jilbab mereka sangat mencolok: hitam, hijau, merah muda, dan corak campuran.
Perempuan yang berjilbab hitam berpose sembari mengacungkan jari tengah dan
telunjuk membentuk tanda V.
“Dan
yang paling wah adalah, latar belakang selfie mereka merupakan hamparan ladang
pembantaian yang dilakukan gelombang tsunami,” tulis Jamie dalam artikel
berjudul ‘Destruction gets more likes’:
Indonesia’s tsunami selfie-seekers, dalam laman daring
The Guardians, Rabu (26/12/2018).
Solihat
dan rekan-rekannya berswafoto dengan latar belakang lahan dipenuhi bangkai
mobil, peralatan pertanian yang hancur oleh tsunami. Bencana itu sendiri
terjadi pada Sabtu (22/12) malam dan menewaskan hampir 500 orang di Banten
serta Lampung.

Lapangan
itu dipenuhi detritus—sampah, termasuk bangkai yang sudah terurai—mengambang.
“Kawasan
pantai itu telah dikunjungi oleh sejumlah warga Indonesia yang ingin berfoto
selfie. Banyak dari mereka yang menempuh berjam-jam perjalanan hanya untuk
berselfie agar semua orang tau mereka ada di lokasi tsunami,” tulis Jamie.
Solihat,
perempuan berusia 40 tahun, mengakui kepada Jamie merupakan salah satu dari selfie-seekers. Solihat rela menempuh
perjalanan selama dua jam dari tempat tinggalnya di Cilegon.
Ibu-ibu
itu menuturkan, ia bersama kelompk pengajian Cilegon untuk memberikan sumbangan
berupa pakaian untuk korban tsunami.
"Kami
berfoto untuk diunggah ke Facebook, sebagai bukti bahwa kami benar-benar di
sini dan memberikan bantuan," kata Solihat kepada Jamie.
Namun,
Solihat memprotes tatkala dinilai tak baik berfoto selfie di kawasan bencana.
Solihat mengakui, banyak orang yang menilai selfie di tempat bencana sebagai
ketololan. Tapi bagi dirinya, seperti yang diakui Solihat kepada Jamie, berfoto
selfie di lokasi bencana justru untuk membuat orang lain bisa bersyukur.
"Ketika
orang melihat foto-foto kehancuran ini, maka mereka akan menyadari merupakan
orang beruntung, karena ada di tempat yang lebih baik. Ini mengingatkan orang
untuk bersyukur. Lagipula, foto kehancuran akibat bencana akan mendapatkan
banyak like,” tutur Solihat.
Sejak
Sabtu kelabu, banyak mayat korban tsunami terhanyut di pantai dan jalan-jalan
Provinsi Banten. Tempat-tempat itulah yang menjadi lokasi selfie banyak orang. Alhasil
tedapat fenomena kontras, tatkala kendaraan-kendaraan tim SAR dan regu-regu
penyelamat dari warga sipil berseliweran, melewati orang-orang yang selfie.
Jamie
lantas bertanya kepada Solihat, apakah pantas berfoto selfie di lokasi yang
besar kemungkinan masih ada mayat belum ditemukan?
“Itu
tergantung pada niat Anda. Jika Anda mengambil selfie untuk pamer, maka jangan
lakukan itu. Tetapi jika Anda melakukannya untuk berbagi kesedihan dengan orang
lain, tidak apa-apa."
Namun,
Jamie mencatat pernyataan Solihat itu berbanding terbalik dengan perilaku
orang-orang yang datang untuk sekadar berfoto selfie.
“Tidak
banyak orang-orang yang selfie sembari menunjukkan pose sedih,” kata Jamie.
Bahkan,
Jamie mengakui pernah melihat perempuan yang berpakaian ala tentara,
menghabiskan waktu selama setengah jam mencari tempat untuk berpose di tengah
puing-puing bangunan dan masih digenangi air setinggi lutut. Perempuan
berpakaian ala militer itu akhirnya asyik berfoto selfie di dekat mobil SUV
hancur di tengah lapangan.
Bahrudin,
lelaki berusia 40 tahun pemilik mobil itu, menyatakan kekesalannya terhadap
wisatawan yang berselfie di lokasi bencana.
Berdiri
di dalam air dengan sepasang sepatu bot kuning, Bahrudin berulang kali
mengucapkan kata "sangat kesal, kecewa", ketika ditanya Jamie apa
pendapatnya tentang wisatawan selfie-seekers.
Valentina
Anastasia, gadis berusia 18 tahun asal Jawa Tengah, mengakui tidak kecewa
terhadap keputusannya untuk pergi dari Jakarta, menghabiskan tiga jam
perjalanan memakai mobil, guna berlibur ke lokasi bencana tsunami di Banten.
"Saya
ingin melihat kehancuran akibat tusnami, dan orang-orang yang terkena
dampak," katanya.
Ketika
ditanya Jamie berapa banyak foto narsis yang dia ambil di daerah itu, Anastasia
tertawa terbahak-bahak.
"Banyak!
Untuk media-media sosial, grup WhatsApp ... " tutur Anatasia sembari
menggulirkan banyak foto selfie di ponselnya.
Sumber
: Suara.com
0 Response to "Miris !!! Lokasi Tsunami Selat Sunda Jadi Ajang Selfie, Jadi Sorotan Internasional"
Post a Comment