Netizen: Apakah Ini Monumen Bambu “AYAT MAYAT” Pesanan Anies Baswedan?
Berita Pojok -- Di negeri ini semakin hari menjadikan agama untuk
konsumsi publik dengan balutan politik, hasilnya para penganut agama yang
mengkonsumsi politisasi agama itu terlihat mengerikan dengan muka-muka jauh
dari sifat ilahiah kemanusiaan tanpa ada perasaan kasih pada sesamanya.
Dalam sejarah dunia, MANA ADA agama yang tidak menumpahkan darah?
PERANG SUCI sebagai alasannya tidak akan menutupi fakta adanya
KEKERASAN FISIK, perlakuan buruk yang tidak manusiawi, bahkan membunuh pun
dihalalkan demi perjuangan sucinya itu. Begitulah sejarah agama yang ada di
dunia ini, dan Tuhan Allah Sang Maha Kasih dijadikan kedok pembenaran karena
ada ayat dalam perintah-Nya.
Agama menjadi SARANG OKNUM haus darah untuk menyebarkan fanatisme
buat dan dimanfaatkan untuk membuat TEROR dalam setiap gerakannya, yang intinya
tidak menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
Padahal kalau mempelajari dengan teliti dan hati-hati dalam setiap
KITAB SUCI agama-agama tersebut, sebagian besar mengajarkan tentang KEBAIKAN
untuk kehidupan di dunia ini. Artinya tidak ada ajaran yang salah, tapi
OKNUM-lah yang memilih dan memilah ajaran yang salah untuk digunakan sebagai
dagangan demi meraih keuntungan pribadi atau golongannya.
Dan atas nama kepentingan politik agama pun jadi kendaraan yang
paling mudah untuk mengeruk harta karun dengan sukses, meraih kekuasaan dengan
lancar, inilah yang mengkhawatirkan tatanan kehidupan bermasyarakat, karena
bisa bersifat fatal, bisa menimbulkan konflik horisontal. Jadi beragama memang
harus menggunakan AKAL BUDI yang telah diberikan Sang Maha Pencipta untuk
mencerna setiap ajaran-Nya dengan penuh kasih dan kesabaran agar setiap
perbedaan dalam setiap agama BUKAN UNTUK DIPERTENTANGKAN dan berujung
pertempuran demi sebuah kekuasaan.
Karena setiap pemeluk agama akan dan selalu MENGKLAIM agamanya
adalah agama yang paling sempurna, paling baik dan paling benar. Jadi bisa
dibayangkan jika agama digunakan sebagai alat politik untuk sebuah kekuasaan
duniawi yang selalu berujung pada harta, tahta dan bahkan wanita?
Jika demikian ungkapan bahwa ”tidak ada pembunuhan yang lebih
bersemangat selain pembunuhan atas nama agama”, menjadi BENAR bila fakta yang
ada memang demikian adanya. Itulah akibat ego/keakuan manusia yang ingin menang
sendiri, lalu berfikir, dengan melukai bahkan membunuh sesama manusia berharap
dapat masuk surga.
Tengoklah kejadian dalam Pilkada DKI kemarin ketika menggunakan
AYAT gagal dalam menjegal Basuki – Djarot didalam pilkada DKI Jakarta putaran
pertama, dalam putaran kedua serangan menjadi gila dan tidak masuk akal dengan
menggunakan MAYATsebagai senjata untuk menekan para pemilih yang beragama
Islam, supaya tidak memilih Basuki sebagai Gubernur.
Dan terus berlanjut menjadikan agama sebagai alat provokasi yaitu
untuk tidak men-sholati mayat pemilih Basuki-Djarot, kemudian ditambah bonus
TAMASYA ALMAIDAH.
Ketika saya melihat karya seni yang dipuji Gubernur DKI Anies
Baswedan yang terbuat dari bambu itu, semakin lama mengamati kok kayak wujud
MAYAT yang menggeletak. Apakah itu maksudnya untuk mengenang perjuangannya
dalam Pilkada DKI kemarin yang menggunakan Ayat dan Mayat sebagai provokasi
kampanyenya yang sukses gilang gemilang itu?
Hanya Anies Baswedan dan timnya yang bisa memberikan jawaban
sesuka dia, semaunya dia, tentu saja pasti yang baik-baik artinya, dan semua
orang pun bebas menafsirkannya juga.
Salam Dung Dung Pret!
Stefanus Toni Aka Tante Paku
Sumber : (redaksiindonesia/suaraislam)
0 Response to "Netizen: Apakah Ini Monumen Bambu “AYAT MAYAT” Pesanan Anies Baswedan?"
Post a Comment