PKS: Oposisi Harus Pakai Strategi Pilgub DKI Lawan Jokowi di Pilpres 2019

Jakarta,
Berita Pojok -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengaku
telah mengusulkan strategi dua poros bagi partai oposisi pemerintah demi
menghadapi koalisi Presiden Joko Widodo dalam kontes Pilpres 2019 mendatang.
Hal ini guna mewujudkan dua putaran untuk menghadapi Jokowi seperti yang pernah
dilakukan di Pilgub DKI 2017.
Sohibul
menyebut, untuk menghadapi Jokowi, perlu ada tiga hingga empat pasangan calon
yang muncul di putaran pertama. Sohibul menyebut jika melawan Jokowi hanya
dengan formula satu paslon, maka banyak pihak yang tidak tertampung
aspirasinya.
"Maka
saya usulkan ada dua poros, supaya nanti muncul empat orang (dua pasangan calon
dari oposisi)," kata Sohibul ditemui di DPP PKS, Jakarta Selatan, Senin
(9/7).
Kata
dia, pihak oposisi bisa membentuk beberapa koalisi, seperti poros Gerindra-PKS,
dan Poros Demokrat-PAN-PKB. Dengan begitu, maka peluang dua putaran seperti di
Pilgub DKI 2017 terbuka lebar.
"Jadi
nanti ada dua putaran, seperti di DKI tahun lalu," kata Sohibul.
Melalui
strategi ini, dia mengaku sudah menghitung agar semua aspirasi dan keinginan
partai oposisi pemerintah ini tertampung, maka pilpres mendatang pun harus
dilaksanakan dua putaran.
"Hitungannya
putaran pertama itu buat menghilangkan kepenasaran lah, yang merasa wajar jadi
capres terus tak terpilih jadi sudah terpenuhi di putaran pertama," kata
dia.
Baru
kemudian, lanjut Sohibul, koalisi oposisi ini akan bersatu melawan koalisi
Jokowi di putaran kedua.
"Nanti
saling dukung di putaran kedua, itu formula yang sudah saya sampaikan,"
katanya.
Diakui
Sohibul strategi ini pun telah dia sampaikan kepada Syarif Hasan selaku Wakil
Ketua Umun Demokrat.
"Sudah
disampaikan ke Pak Syarif, kan sebenarnya Demokrat sebelum bertemu Gerindra itu
lebih dulu ketemu kami (PKS)," katanya.
Sumber
: CNN Indonesia
0 Response to "PKS: Oposisi Harus Pakai Strategi Pilgub DKI Lawan Jokowi di Pilpres 2019"
Post a Comment